UAS
merupakan salah satu kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa. Evaluasi ini
adalah pemberian penilaian terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerima,
memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum yang
telah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dam keterampilannya.
Di Fakultas Ekonomi telah bertahun-tahun
diadakan UAS dan pelaksanaannya diberikan jadwal yang telah dibuat oleh bagian
akademik dan disetujui Pembantu Dekan 1. Namun, penyetaraan pelaksanaan waktu
UAS di FE hingga saat ini masih belum terlalu berjalan dengan baik. Masih saja
ada sebagian dosen yang tidak mengikuti jadwal UAS dan lebih memajukan
pelaksanaan UAS saat mata kuliah lainnya masih sedang aktif di dalam konteks
pembelajaran. “Dalam mengatur waktu belajar untuk waktu UAS yang dimajukan itu
saya merasa sedikit kerepotan, soalnya mata kuliah yang lain masih aktif dan
juga ada tugas, jadi yang lainnya harus saya kesampingkan dulu demi UAS.” Ujar
Alfis, mahasiswa S1 IESP.
Senada dengan Alfis, Niken mahasiswi
S1 IESP menyatakan, “Dosennya terlalu sibuk memang. Alasannya dimajukan karena
sibuk. Belajarnya juga sistem kebut, di pertemuan terakhir sebelum UAS saja ada
penumpukan materi yang dibahas. Mau gak
mau aku harus ngulang sendiri
(Materi, Red) biar paham.”
Tentang adanya sebagian dosen yang
memajukan UAS ini dibenarkan oleh Sub Bag. Akademik. “Memang ada yang memajukan
UAS-nya. Tapi UAS nya dimajukan soalnya ada tiga hal yang mempengaruhi. Yang
pertama itu ada dosen yang berkepentingan peribadatan seperti umroh. Yang kedua
itu karena ada dinas dari Rektorat ataupun Dikti. Terakhir itu karena memang
sudah ada perjanjian sebelumnya antara mahasiswa dan dosen. Jadi kalau karena
tiga hal itu atau yang lain yang bisa dipahami atau dimaklumi itu tidak
apa-apa. Yang penting materi yang ada itu sudah selesai disampaikan.” Ujar
Sugianto.
Pemahaman Materi yang Dirasa Kurang
Dalam satu semester ada 14 kali
pertemuan yang harus dihadiri mahasiswa untuk mendapatkan materi. Namun, bagi
dosen tersendiri pertemuan tersebut tidaklah terlalu penting. Selesainya semua
materi yang diberikan itulah yang biasa menjadi patokan. Ariwan selaku Dosen
Manajemen turut menanggapi. “Sistem pendidikan kita saat ini memang agak repot.
Soalnya dosen itu diberi batasan minimal kehadiran itu sebanyak 6 kali. Jadi
kalau materinya sudah selesai, ya itu sudah tidak jadi masalah meskipun UAS
sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.”
Terkait dengan wewenang yang
dimiliki oleh dosen, Ariwan, menghimbau kepada para mahasiswa agar jangan
terlalu pesimis karena dosen sejatinya memiliki wewenang yang lebih. Beliau
berpesan, “Jika memang ada dosen yang memajukan UAS-nya, dan materi yang
diberikan dirasa kurang paham. Cari saja buku yang dipakai sama dosen itu,
terus dipelajari dan dipahami sampai mengerti materinya. Karena nilai itu hasil
akhir dari perjalanan mahasiswa belajar.”
Bagikan
Efek Samping Pemajuan Sebagian Matkul UAS
4/
5
Oleh
Unknown