Rabu, 23 Desember 2015

Analisa sosial dalam berita

Analisa sosial dalam berita




Perlunya analisa sosial dalam berita adalah agar kita memilikki gambaran tentang sudut pandang masalah yang akan kita angkat dan tidak menyimpang atau keluar dari permasalahan yang kita bahas, sehingga sudut pandang permasalahan yang kita bahas dalam berita itu dapat dipahami oleh khalayak atau pembaca. Bagaimana cara agar kita bisa menganalisa tersebut? Yaitu dengan cara sering melakukan diskusi bersama, menacari dan mengembangkan lebih dalam tentang sudut pandang masalah tersebut sehingga kita mampu berpikiran kritis.Apa dampak positif dari kegiatan analisa tersebut? Yaitu kita menjadi lebih paham tentang kode etik menulis berita dalam dunia jurnalis dan tidak asal menulis. Adakah kendala dari analisa berita tersebut? Pasti ada, karena dalam menganalisa berita dibutuhkan pemikiran menganalisa yang kuat tidak sekedar menuliskan informasi yang kita dapat, tetapi dipilah pilah lagi informasi tersebut. Jika di latih diskusi terus menerus pasti lambat laun kemampuan analisa berita juga meningkat.


Inten Tamimi
Baca selengkapnya
Menulis tidak sekedar menulis

Menulis tidak sekedar menulis


Apa yang diperlukan untuk menulis?
Banyak hal yang perlu dilakukan sebelum seorang penulis menghasilkan sebuah tulisan. Tulisan yang baik dapat dihasilkan dari proses pencarian ide, kemudian menentukan permasalahan, menentukan sudut pandang, menentukan orang - orang yang terlibat hingga dapat menentukan siapa narasumber yang akan diwawamcarai. Hal ini perlu dilakukan untuk menghasilkan tulisan yang sesuai dengan kaedah.
"Sebelum menulis diperlukan riset terlebih dahulu mengenai apa yang akan kita tulis. Jangan sampai kita datang ke TKP atau narasumber tanpa mengetahui apa yang akan kita lakukan. Observasi dan studi pustaka sangat diperlukan agar kita bisa membuat daftar pertanyaan yang akan kita ajukan kepada narasumber dan tidak mudah tergiring opini dari narasumber." Ujar Reza Aditya, Litbang Ecpose.
Dalam diskusi yang dilakukan di sekret Ecpose (20/12) tersebut, Reza Aditya membahas hasil tulisan anak magang Ecpose yang melakukan praktek sudut pandang di Pasar Tanjung. Hasilnya, masih terdapat kesalahan - kesalahan yang dilakukan oleh anak - anak magang. Mulai dari pemasukan kalimat sumbang, salah memahami konsep, hingga alur yang tidak mengalir.
Susahnya menulis memang dirasakan betul oleh anak - anak magang. Observasi selama 2 jam di pasar tanjung serasa tak cukup untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik. Hal ini karena anak magang tidak melakukan studi pustaka sebelumnya sehingga tidak memiliki gambaran umum mengenai fenomena fenomena yang terjadi di pasar tanjung. Mereka pun menyadari bahwa "menulis" bukanlah sekedar menulis.

Oleh : Savira Nurwahyuni


Baca selengkapnya
Tidak Sekedar Studi Lapang

Tidak Sekedar Studi Lapang



Pada Minggu pagi (20/12) setelah melakukan studi lapang tentang permasalahan yang ada di pasar tanjung, LPME Ecpose mengadakan diskusi. Diskusi yang berkaitan dengan masalah pemetaan sudut pandang dan permasalahan ini dilakukan karena kurangnya pemahaman beberapa anggota magang mengenai materi. Hal tersebut diketahui dari beberapa hasil studi lapang yang tidak maksimal.
Saat diskusi berlangsung ada beberapa pembahasan yang dilakukan. Pertama membahas tentang penjabaran masalah menyangkut 5w 1h yang menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kelancaran dalam penulisan. Setelah itu juga dibahas mengenai pemecahan permasalahan -permasalahan yang sudah didapat saat studi lapang di pasar tanjung.
Dari adanya diskusi juga dapat diketahui alasan beberapa anggota magang yang tidak berhasil dalam penulisan. Yang pertama kurangnya wawasan mengenai obyek yang akan dibahas sehingga sulit menentukan permasalahan yang akan dipilih. Kemudian kurang adanya narasumber sebagai penguat tulisan. Permasalahan yang diambil terlalu luas dan tidak memiliki fokus sehingga tidak memiliki isi saat disajikan juga menjadi kendala.
Sehingga dari diskusi ini dapat diketahui perlu adanya diskusi penentuan masalah dan sudut pandang dahulu sebelum melakukan studi lapang. Atau setidaknya perlu melakukan studi literatur sebelum terjun ke lapangan agar memiliki wawasan tentang apa yang akan kita bahas.


Elma Ariella Khoriqul Hayumi
Baca selengkapnya
Uji Lapang Para Anggota Magang UKM Ecpose

Uji Lapang Para Anggota Magang UKM Ecpose

Seperti biasa, sekretariat UKM Ecpose tidak pernah sepi oleh awak anggotanya.  Seperti yang nampak pada Minggu, 20 Desember 2015 pagi ini, sebuah diskusi sedang berlangsung di antara lima anggota magang. Dipandu oleh dua anggota senior, mereka juga menyimak penjelasan mengenai pemetaaan sudut pandang dan permasalahan. 
Sebelum diskusi berlangsung, para anggota magang telah melakukan uji lapang di Pasar Tanjung. Mereka belajar bagaimana memetakan berbagai masalah yang ada di sana, serta memandang masalah tersebut dari berbagai sudut pandang. Dengan jangka waktu 2 jam, mereka sudah harus menghasilkan dua berita dari masalah yang telah mereka petakan. Berita yang sudah jadi, kemudian didiskusikan di sekretariat Ecpose untuk dievaluasi.
Dari hasil diskusi, ditemukan bahwa para anggota magang masih kesulitan dalam memetakan masalah. Karenanya, dua anggota senior yang mendampingi mereka menjabarkan langkah-langkah dalam memetakan masalah, serta cara menentukan  narasumber.  Adanya diskusi pagi ini diharapkan mampu menambah pengetahuan serta pengalaman para anggota magang dalam menulis sebuah berita.



Triana Novitasari
Baca selengkapnya
Perlunya 5W dan 1 H dalam menulis

Perlunya 5W dan 1 H dalam menulis



Minggu, 20 desember 2015 diadakan praktek lapang kelas tulis lpme ecpose. Praktek tulis ini dibagi 2 sesi yakni terjun lapang dan pmbahasan. Sesi terjun lapang dilakukan dengan objek pasar tanjung. Selanjutnya, Pembahasan praktek kelas tulis dimulai pada pukul 09.45 WIB dengan lokasi berpindah ke sekret ecpose.  Pembahasan yang dilakukan di sekretariat lpme ecpose mengedepankan konten dari tulisan, teknis tulisan serta evaluasi kendala lapang. Pembahasan dilakukan agar peserta magang bisa mengerti kesalahan saat praktek lapang dan menemukan solusinya. Peserta magang memperhatikan dengan serius evaluasi dari pembicara.

"Kendalanya ya itu mas, gapaham mau tanya apa ke narasumber" ujar ilham.senada dengan ilham triana juga mengeluhkan persiapan yang nihil sebelum praktek lapang. Reza selaku pembicara mengatakan bahwa studi riset pndahuluan menjadi hal penting sebelum wartawan terjun ke lapang. " penting bagi teman-teman untuk memahami analisa sosial guna membedah permasalahan" sahut reza. 5w + 1H adalah alat analisis yang perlu dimiliki agar penulis mampu memetakan permasalahan yang dihadapi. "Analisis "siapa" diperlukan guna menentukan narasumber, jadi biar tulisan kalian nggak hanya 1 orang aja" tambah reza.


Diskusi ditutup dengan menghasilkan beberapa solusi agar peserta magang lebih paham tentang pemetaan masalah. Diantaranya adalah mengadakan diskusi masalah serta menganalisis pola tulisan dari media umum. "Tempo, kompas dan lainnya bisa jadi referensi untuk kalian guna meningkatkan kemampuan menulis" tutup reza. 


oleh: Reza Aditya
Baca selengkapnya

Minggu, 20 Desember 2015

Positif Negatif Pedagang Di Bahu Jalan

Positif Negatif Pedagang Di Bahu Jalan

kelompok 2
oleh elma ariella
permasalahan : ketertiban PKL di pasar tanjung

Pasar Tanjung  merupakan pasar terbesar atau bisa disebut pasar induk di kabupaten  Jember. Pasar yang beroperasi dari pagi sampai malam ini seakan tak pernah sepi dengan lalu lalang manusia, baik para konsumen yang ingin membeli kebutuhan rumah tangga maupun pengguna jalan yang hanya numpang lewat saja. Hal tersebut biasa terjadi utamanya di bagian timur pasar atau yang kerap disebut blok timur pasar.
Blok timur pasar bisa disebut sebagai salah satu bagian teramai di Pasar Tanjung.  Tempat berjualan para pedagang yang ada di bahu jalan bisa menjadi salah satu faktor tempat tersebut terlihat ramai. Bahkan hal tersebut juga dirasakan oleh pengguna jalan yang juga konsumen pasar seperti salah seorang bapak yang berdomisili di sekitar Pasar Tanjung mengatakan bahwa sebenarnya pedagang yang ada di bahu jalan merugikan karena menyebabkan macet, tapi mereka sepenuhnya tidak bersalah, beberapa kendaraan sendiri juga menyebabkan kemacetan, seperti kendaraan yang sering bongkar muat barang yang akan didistribusikan ke pedagang di pasar tersebut juga ikut andil dalam kemacetan yang terjadi pada jam tertentu. Berbeda dengan pendapat tersebut, seorang pengguna jalan yang lain mengatakan bahwa kemacetan tersebut disebabkan oleh pedagang dan dinas terkait yang seharusnya bisa menertibkan secara rutin keberadaan pedagang bukan menunggu adanya laporan dari orang lain baru menindaklanjuti.
Selain pengguna jalan yang merasakan dampak dari tata letak pedagang di blok timur tersebut para konsumen juga terkena dampaknya. Seperti salah seorang pembeli mengatakan jika sebenarnya kenyamanan juga sedikit terganggu tetapi berbelanja diluar lebih mudah dijangkau. Jadi menurutnya hal tersebut ada sisi positif dan negatifnya. Tidak semua pedagang mengganggu lingkungan.
Baca selengkapnya
Perijinan PKL di Trotoar Pasar Tanjung

Perijinan PKL di Trotoar Pasar Tanjung

kelompok 2
oleh triana novitasari
permasalahan : ketertiban PKL di pasar tanjung


Pemandangan pagi hari di Pasar Tanjung tak jauh berbeda dengan pagi lainnya. Beberapa pedagang sudah siap dengan lapaknya yang tergelar di bahu jalan. Para pembeli juga sudah tersebar di setiap sudut pasar. Meski kios-kios yang berada di dalam wilayah pasar belum menampakkan dagangannya, suasana pasar tetap saja ramai.
 Para pedagang kaki lima di sekitar bahu jalan nampak ramai pembeli. keberedan mereka nampak menyusahkan pengguna jalan, baik yang berjalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan. kehadiran para pkl di trotoar maupun bahu jalan bukanlah tanpa ijin. ada pihak yang mengatur jalannya bisnis di trotoar Pasar Tanjung bagian timur tersebut. menurut kesaksian seorang penjual gorengan, Pasar Tanjung menggunakan sistem "karcis" untuk membayar ijin usaha. Sistem tersebut dicanangkan oleh seorang pedagang kaki lima yang juga mengadu nasib disana. Lain pedagang lain pula kesaksiannya. Di Pasar Tanjung bagian barat, seorang pedagang jam mengaku bahwa ia membayar sewa pada orang pemda. Saat ditanya alasan mengapa tidak berdagang di bagian timur, ia beralasan bahwa di daerah tempatnya sekarang lebih terjamin karena tempat usahanya memiliki ijin yang resmi. 
 Mengenai besarnya tarif ijin usaha, tidak didapatkan informasi. Meski demikian, diakui seorang pedagang bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok antara pendapatan penjual di dalam wilayah pasar, maupun yang ada di trotoar. Untuk berjualan di kios dalam, pedagang harus membeli kios tersebut. Hal tersebut tidak serta merta mengurangi pendapatan mereka. 

Baca selengkapnya
(tanpa judul) fasilitas kebersihan pasar tanjung

(tanpa judul) fasilitas kebersihan pasar tanjung

tanpa judul
kelompok 1_ilham faurizal rahman
permasalahan : fasilitas kebersihan pasar tanjung

Sampah yang berserakan di area pasar Tanjung sudah merupakan hal biasa bagi pedagang, pembeli ataupun warga sekitar. Sampah yang dihasilkan dari hasil penjualan seperti halnya sayur-mayur ataupun sampah kering anorganik ini sedikit mengganggu pandangan mata, karena banyak dari sampah-sampah tersebut yang tidak dimasukkan kedalam keranjang sampah melainkan hanya ditumpuk begitu saja di pinggir-pinggir jalan pasar.
Siti Maryam salah satu PKL yang ada di pasar tanjung mengatakan "fasilitas sampah (tempat sampah .red) yang ada gak cukup untuk menampung sampah, jadinya ditumpuk-tumpuk. Disini juga tinggal nunggu petugas kebersihan dateng dan bersihin sampahnya."
Ahya' salah satu PKL menambahkan "tumpukan sampah itu kadang gak keangkut sama truk sampah gara-gara kocar-kacir. Jadi pedagang yang kadang harus bersihin sendiri. Juga disini gak ada tempat untuk sampah anorganik atau organik. Padahal sampah-sampah kalo dikumpulkan itu bisa dimanfaatin lagi entwh yang bekas sayuran dibuat pakan kelinci atau apa gitu."
Keadaan pasar yang bersih sejatinya akan memicu respon pembeli yang lebih, seperti halnya yang ditambahkan oleh Ahya'. "Kalo kebersihan pasar Tanjung ini lebih dijaga pasti pelanggan tambah banyak soalnya orang-orang kaya biasanya gak mau buat beli disini soalnya alasannya kotor."
PKL di pasar Tanjung ini sebenarnya sedikit merasa tidak nyaman untuk berdagang sehari-hari, dikarenakan masalah sampah. Ahya' juga menuturkan "sebenernya kurang enak jualan disini, tapi mau gimana lagi. Soalnya gak ada lokasi lagi, jadi ya sudah diterima apa adanya."

Baca selengkapnya
(tanpa judul) sampah pasar dan efek bagi warga sekitar

(tanpa judul) sampah pasar dan efek bagi warga sekitar

tanpa judul
klompok 1_ilham faurizal rahman
permasalahan : sampah pasar dan efek bagi warga sekitar

Tinggal di daerah yang sangat dekat dengan pasar Tanjung otomatis membuat orang-orang akan merasa mudah untuk bisa pergi berbelanja kepasar. 
"Kalo diliat dari segi dekatnya itu enaknya kalo mau belanja mas." begitu kata Bu Lilik, salah tetangga dekat pasar Tanjung. 
Namun siapa sangka tinggal di dekat pasar yang menimbulkan kemudahan dalam berbelanja justru membawa ketidaknyamanan tersendiri bagi penghuninya. Pasar Tanjung yang identik dengan aroma bau yang tidak sedap serta pemandangan yang kotor itu sangat mengganggu warga sekitar. 
"Kalo tidak enaknya itu dari segi bau sama pandangannya mas. Kotor sekali, kami merasa terganggu sekali itu kalo sudah hujan mas. Baunya kubis (sayuran ,red) yang kena hujan itu bisa sampai puluhan meter dan nyengat sekali mas baunya." ujar Bu Lilik.
Pembersihan sampah yang ada di pasar juga seringkali terlambat. Sehingga sampah yang menumpuk tersebut sangat disayangkan warga yang merasa terganggu.
Dengan problem kebersihan tersebut juga sangat berkaitan dengan masalah kesehatan. Karena kesehatan sangatlah identik dengan kebersihan. "Untuk kesehatan memang bisa ditengok dari bersihnya mas. Jadi ya begitu sudah, kami juga takut soalnya rentan sakit. Jadi kami harap ada tindakan berlanjut untuk kebersihan ini mas." tambah Bu Lilik. 

Baca selengkapnya
Kenyamanan Pedagang Pasar Tanjung

Kenyamanan Pedagang Pasar Tanjung

kelompok 1_inten tamimi
permasalahan : kebersihan di pasar tanjung

Minggu(20/12) Bila ditanya bagaimana pasar dalam kasat mata, maka pasti banyak yang berpendapat bahwa pasar itu identik ramai, macet, dan carut marut. Saat ditanya kepada bu Ahya' apakah ibu merasa nyaman berjualan di pasar ini, ibu Ahya' menjawab bahwa bu Ahya' merasa nyaman berjualan di pasar Tanjung dikarenakan lokasi tempat tinggal bu Ahya' yang dekat dengan pasar dan tidak perlu menetap disana, berbeda dengan penjual yang rumahnya jauh harus terpaksa menginap di pasar. Saat ditanya adakah kemacetan di sepanjang jalan pasar Tanjung, ibu itu menjawab kalau macet sepertinya tidak hanya saja ramai dengan pembeli, pada pukul 05.00 memang ramai tetapi tidak sampai menimbulkan kemacetan. Ada kemacetan biasa terjadi pada sore hari pukul 16.00, itu biasa disebabkan oleh kendaraan roda empat yang berlalu lalang di sepanjang jalan tersebut, biasanya jika kendaraan yang lewat dari satu arah, jika sore hari bisa berubah menjadi dua arah ini yang menyebabkan kemacetan, dan menurut Bu Ahya' sendiri bukan dari pedagang yang menyebabkan macet tetapi dari kendaraan tersebut, oleh sebab itu menyebabkan kurang nya keteraturan tetapi masih dapat teratasi.
Baca selengkapnya
Kurangnya sosialisasi terkait sampah pasar Tanjung

Kurangnya sosialisasi terkait sampah pasar Tanjung


klp 1_Inten Tamimi
permasalahan :kebersihan pasar tanjung

Minggu(20/12) Kebersihan di pasar sepertinya layak dipertanyakan, karena bisa kita lihat pasar identik dengan tumpukan sampah dan kotor. Dan dari segi pandang penjual pun, penjual mengakui bahwa kurangnya pengendalian untuk sampah itu sendiri, bisa dibilang bahwa masih kurangnya penyuluhan atau sosialisasi terkait cara penanganan sampah seperti yang dikatakan oleh bu Siti Maryam, seorang penjual tahu tempe. Bu Siti tidak menahu soal adanya sosialisasi, karena yang diketahui adalah sudah ada pihak yang membersihkan sampah-sampah tersebut, yaitu dari petugas kebersihan, sampah-sampah tersebut dikumpulkan menjadi satu lalu diangkut oleh petugas kebersihan ke dalam truk dan dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah, seperti itulah alur pembuangan sampah yang dijelaskan oleh Bu Siti. Bu Siti pun disana sudah lama berjualan disana, dan belum pernah tahu ada sosialisasi. Jika disana ada penyuluhan tentang pemilahan sampah yang benar antara sampah organik dan anorganik dan bagaimana cara efektifnya, mungkin pasar lebih terlihat indah dan bersih, dan pengunjung yang membeli merasa nyaman.
Baca selengkapnya
       Tak Ada Lahan Baru, Kemacetan Melanda Area sekitar Pasar Tanjung

Tak Ada Lahan Baru, Kemacetan Melanda Area sekitar Pasar Tanjung

oleh savira nurwahyuni
kelompok 1
permasalahan : kebersihan dan ketertiban di pasar tanjung

Pedagang kaki lima sebabkan kemacetan di area sekitar Pasar Tanjung, mengapa?
Area sekitar Pasar Tanjung dipenuhi pasar tumpah yang menyebabkan kemacetan. Kemacetan ini terjadi pada sore hari sampai pagi hari. Pada sore hari puncak kemacetan sekitar pukul 16.00 WIB, dan pagi hari pada pukul 02.00 dini hari. Banyaknya pedagang kaki lima yang menyebabkan pasar tumpah menjadi faktor terbesar penyebab kemacetan. Masyarakat tentu sangat terganggu, terutama pengguna jalan. Namun, tidak ada tindakan tegas dari Dinas Pengelolaan Pasar terkait keluhan - keluhan masyarakat saat ini.
"Untuk sementara ini memang sengaja dibiarkan seperti itu dulu, tidak ada yang dapat kita lakukan dalam waktu dekat." Ujar Rahmad, salah satu petugas dari DPP (Dinas Pengelolaan Pasar).
DPP berencana untuk membangun kios - kios baru untuk pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan Dr. Wahidin. Namun, tidak tersedianya lahan untuk pembangunan kios tersebut menjadi kendala yang sedang dihadapi Dinas Pengelolaan Pasar. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menertibkan pasar sebelum mendapatkan lahan yang baru untuk membangun kios. Tentunya rencana ini tidak dapat dilaksanakan dalam waktu dekat, namun akan tetap diusahakan untuk pembangunan kios baru tersebut. Meskipun tidak ada waktu pasti kapan pelaksanaan pembangunan kios baru, DPP akan tetap berusaha membangun kios baru.

Baca selengkapnya
Pasar Tumpah Menunda Perjalan Pengguna Jalan

Pasar Tumpah Menunda Perjalan Pengguna Jalan


oleh : savira nurwahyuni
klmpok 1
permasalahan : kebersihan dan ketertiban di pasar tanjung

Pedagang kaki lima sebabkan kemacetan di sepanjang Jl. Dr. Wahidin, pengguna jalan merasa terganggu.
Minggu (20/12) Adanya pasar tumpah di sepanjang Jl.Dr Wahidin mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Pasar tumpah ini disebabkan oleh banyaknya pedagang kaki lima yang tidak mendapatkan kios di dalam pasa tanjung.Pengguna jalan merasa tidak nyaman dan terganggu dengan adanya pasar tumpah tersebut.
"Pasar tumpah ini sangat mengganggu pengguna jalan, khususnya pada saat sore hari sampai pagi. Kalau saya bawa mobil itu sangat kesulitan, meskipun bawa motor juga lumayan susah melewati kemacetan karena pasar tumpah." Ujar Sutrisno, salah satu pengendara motor.
Kemacetan di area pasar tanjung membuat perjalanan menjadi lebih lama. Bagi pekerja, pelajar maupun mahasiswa dapat menyebabkan keterlambatan. Aktivitas masyarakat secara umum terganggu karena adanya pasar tumpah tersebut.
Baca selengkapnya

Minggu, 06 Desember 2015

Profil Pita

Profil Pita

Sebaik apapun manusia, pasti ada saja yang mencela. Seburuk apapun manusia pasti akan ada yang membela. Memang, sudut pandang setiap orang melihat itu berbeda-beda. Maka  menerima kritik atau celaanpun dari sudut pandang yang berbeda pula, membuatnya sebagai penguat atau pelemah diri.  Seperti yang dilakukan oleh Siti Herliana Puspitasari, atau yang kerap disapa Pita. Ia menjadikan sindiran sebagai penguatnya untuk mencapai apa yang ia tuju, hingga saat ini ia bisa menjadi mahasisiwi Universitas Jember jurusan D3 Kesekretariatan.
Pita  yang lahir di Blitar, 29 Maret 1997 ini mulai mengalaminya ketika ia berkeinginan melanjutkan studi ke SMP 1 Srengat yang merupakan sekolah unggulan. Sindiranpun mengalir kepada Pita, guru dan teman-temannya meragukannya untuk bisa diterima di SMP 1 Srengat dengan otak yang pas-pasan. Menurut Pita, pendapat orang-orang tersebut tidak sepenuhnya salah. Maka timbul tekadnya untuk menunjukkan bahwa keberhasilan tidak haya milik mereka yang pandai, tetapi juga milik mereka yang mau berusaha. Pita berkeyakinan, dengan belajar sungguh-sungguh ia  bisa diterima di SMP 1 Srengat.
Impian Pita terwujud. Ia berhasil menunjukkan bahwa orang-orang terlalu cepat mengambil keputusan tentang dirinya. Mottonya adalah, apapun yang terjadi sekarang, jalani meskipun terkadang berat karena itu adalah bagian dari proses menuju sukses.
Kejadian itu terulang kembali saat Pita ingin melanjutkan ke SMA favorit, SMAN 1 Srengat.  Iapun tetap berpegang teguh dengan mottonya, dan lagi-lagi ia berhasil. Bahkan ia bisa berprestasi melalui Pramuka. Sementara orang-orang yang telah meragukannya, Pitapun bisa tertawa saat berjumpa dengan mereka.
Pita yang hobinya menonton drama korea dan membaca novel melanjutkan perjuangannya untuk kuliah. Kegagalan dari jalur SNMPTN dan SBMPTN tak membuatnya menyerah. Jalur mandiripun ditempuh oleh putri dari pasangan Hery Setyawan dan Lilik Suryani yang mempunyai semangat belajar tinggi ini. Pernah dalam 1 minggu Pita 4 kali melakukan perjalan dari Blitar ke Jember dan sebaliknya untuk proses seleksi. Hingga ia rela tidur di masjid dan terminal. Dan akhirnya Tuhan menjawab doa Pita untuk menjadi mahasiswi Universitas Jember melalui jalur mandiri.

Banyak yang bisa dipelajari dari seorang Pita, yang telah membuktikan bahwa dengan usaha dan kerja keras seseorang bisa mewujudkan impiannya. Jangan mudah meremehkan orang lain, dengan apa yang ada pada orang tersebut saat ini. Karena roda pasti berputar, dan tidak ada yang mustahil terjadi di dunia ini. Meskipun saat ini Pita D3, Pita akan menujukkan bahwa ia tidak kalah dengan mahasiswa S1. Ia akan menjadi mahasiswi yang aktif dan berprestasi. Pita akan memanfaatkan waktu kuliah dengan sebaik-baiknya sehingga ia tidak akan mengecewakan orang tuanya.
Baca selengkapnya
Ciptakan Generasi Muda Tanpa Patologist

Ciptakan Generasi Muda Tanpa Patologist


Kerap kali permasalahan remaja menjadi perbincangan hangat pada masyarakat umumnya, seperti yang terjadi pada 25 November 2015 bertepatan dengan hari guru nasional, terdapat pelajar yang mengadakan pesta miras dan sering meresahkan warga tepatnya di kuburan jalan Gebang Patrang. Mereka yang ditangkap Satpol PP Jember adalah sembilan pelajar SMKN 5 Jember, dan masih berseragam, dua diantaranya perempuan. Hal ini tidak hanya terjadi di Jember. Lantas siapakah yang patut disalahkan? Orang tua, guru, atau lingkungan kah yang berpengaruh paling besar?
Hal yang menyebabkan timbulnya perilaku patologist (penyakit masyarakat yang meresahkan masyarakat) pada remaja dapat ditinjau dari faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal seperti keluarga, dan lingkungan berpengaruh penting pada kondisi remaja ke depan nantinya. Fenomena mabuk-mabukan yang dilakukan oleh remaja bisa disebabkan oleh kurangnya didikan orang tua sejak dini, dan kurangnya pemberian kasih sayang kepada anak. Sementara kondisi remaja yang menganggap faktor lingkungan itu lebih dominan bagi dirinya akan berpengaruh besar bila kurangnya faktor keluarga disini.
Perubahan yang dapat dilakukan oleh lingkungan eksternal yang sangat berperan penting diantaranya keluarga dan lingkungan sepermainan. Keluarga dapat mendorong terhindarnya anak dari kenakalan remaja dengan memberi didikan sejak dini, salah satunya membuat anak terbuka kepada orang tua agar bercerita tentang apa yang dilakukannya selama di luar rumah dan tetap memberikan pengawasan kepada anak. Untuk lingkungan sepermainan, agar tidak menyebabkan timbulnya kenakalan remaja, maka lingkungan sepermainan tersebut dapat diperbaiki. Pihak-pihak yang dapat berperan seperti lembaga pendidikan, dinas sosial, dan kepolisian. Ketiga pihak tersebut dapat bekerja sama seperti mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Dari sisi remaja sendiri dengan kondisi yang masih labil, memang lingkungan yang paling besar pengaruhnya. Remaja mudah sekali mengikuti apa yang dilakukan temannya terlebih jika menyangkut masalah gengsi dan keinginan untuk memperoleh perhatian. Sifat remaja yang masih labil yang memicu timbulnya gengsi, sementara remaja bertanggung jawab atas lingkungan atau kawan yang mereka pilih.
Gengsi telah meracuni remaja, hingga karena demi gengsi mereka tetap melakukannya walalupun itu akan merusak diri mereka. Membuat mereka lupa bagaimana usaha orang tua untuk membesarkan dan memberikan yang terbaik untuk dirinya.
Anak muda lebih baik bersaing prestasi daripada gengsi. Selagi masih muda, lebih baik manfaatkan waktu yang ada dengan mengembangkan bakat atau minat. Kembangkan kreativitas. Jangan menomorsatukan gengsi, tapi tak ada prestasi. Kembangkan prestasi ketimbang melakukan tindakan yang kurang bermanfaat. Manfaatkan kebebasan gerak di masa remaja untuk hal positif, ciptakan sejarah apik, dengan kelebihan yang telah dianugerahkan..
Masih banyak anak dengan kekurangan yang ada bisa berprestasi dengan luar biasa. Seperti I Gede Ade Putra Wirawan, seorang tunarungu dan tunawicara, meraih penghargaan di tingkat internasional, “Top Five Mister Deaf International” dan “Mister Deaf Asia” di Turki pada 2012. Selanjutnya Noni Kartika, anak dengan down syndrome. Keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mentalnya tidak menghalangi untuk melakukan berbagai kegiatan. Sederet prestasi yang diraih yaitu memenangkan beberapa perlombaan, pandai berpuisi serta bernyanyi, juara 2 renang se-DKI Jakarta, menguasai beberapa tarian seperti Tari Bali, Jaipong, Pendet, Janger, dan balet. Nonipun pernah mewakili Indonesia di beberapa kegiatan internasional. Dia sempat melakukan wawancara dengan Bill Clinton saat mewakili Indonesia pada kegiatan Special Olympic di Nagano Jepang pada 2005.
Masyarakat pada umunya menganggap orang yang memiliki keterbatasan kerap direndahkan. Tanpa diketahui bahwa mereka yang dipandang buruk dari sisi luar pun bisa berprestasi melebihi orang dengan kondisi fisik yang sempurna. Jadilah anak berprestasi yang akan mendatangkan banyak manfaat, seperti membanggakan orang tua, mengembangkan potensi atau keahlian, meningkatkan rasa percaya diri, dan yang pasti aktualisasi diri. Tunjukkan siapa diri kita dengan prestasi, bukan dengan adu gengsi yang hanya menghabiskan uang dan energi dengan sia-sia.




NurAningsih
Baca selengkapnya

Jumat, 04 Desember 2015

Efek Samping Pemajuan Sebagian Matkul UAS

Efek Samping Pemajuan Sebagian Matkul UAS

UAS merupakan salah satu kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa. Evaluasi ini adalah pemberian penilaian terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerima, memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dam keterampilannya.
            Di Fakultas Ekonomi telah bertahun-tahun diadakan UAS dan pelaksanaannya diberikan jadwal yang telah dibuat oleh bagian akademik dan disetujui Pembantu Dekan 1. Namun, penyetaraan pelaksanaan waktu UAS di FE hingga saat ini masih belum terlalu berjalan dengan baik. Masih saja ada sebagian dosen yang tidak mengikuti jadwal UAS dan lebih memajukan pelaksanaan UAS saat mata kuliah lainnya masih sedang aktif di dalam konteks pembelajaran. “Dalam mengatur waktu belajar untuk waktu UAS yang dimajukan itu saya merasa sedikit kerepotan, soalnya mata kuliah yang lain masih aktif dan juga ada tugas, jadi yang lainnya harus saya kesampingkan dulu demi UAS.” Ujar Alfis, mahasiswa S1 IESP.
            Senada dengan Alfis, Niken mahasiswi S1 IESP menyatakan, “Dosennya terlalu sibuk memang. Alasannya dimajukan karena sibuk. Belajarnya juga sistem kebut, di pertemuan terakhir sebelum UAS saja ada penumpukan materi yang dibahas. Mau gak mau aku harus ngulang sendiri (Materi, Red) biar paham.”
            Tentang adanya sebagian dosen yang memajukan UAS ini dibenarkan oleh Sub Bag. Akademik. “Memang ada yang memajukan UAS-nya. Tapi UAS nya dimajukan soalnya ada tiga hal yang mempengaruhi. Yang pertama itu ada dosen yang berkepentingan peribadatan seperti umroh. Yang kedua itu karena ada dinas dari Rektorat ataupun Dikti. Terakhir itu karena memang sudah ada perjanjian sebelumnya antara mahasiswa dan dosen. Jadi kalau karena tiga hal itu atau yang lain yang bisa dipahami atau dimaklumi itu tidak apa-apa. Yang penting materi yang ada itu sudah selesai disampaikan.” Ujar Sugianto.
Pemahaman Materi yang Dirasa Kurang
            Dalam satu semester ada 14 kali pertemuan yang harus dihadiri mahasiswa untuk mendapatkan materi. Namun, bagi dosen tersendiri pertemuan tersebut tidaklah terlalu penting. Selesainya semua materi yang diberikan itulah yang biasa menjadi patokan. Ariwan selaku Dosen Manajemen turut menanggapi. “Sistem pendidikan kita saat ini memang agak repot. Soalnya dosen itu diberi batasan minimal kehadiran itu sebanyak 6 kali. Jadi kalau materinya sudah selesai, ya itu sudah tidak jadi masalah meskipun UAS sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.”
            Terkait dengan wewenang yang dimiliki oleh dosen, Ariwan, menghimbau kepada para mahasiswa agar jangan terlalu pesimis karena dosen sejatinya memiliki wewenang yang lebih. Beliau berpesan, “Jika memang ada dosen yang memajukan UAS-nya, dan materi yang diberikan dirasa kurang paham. Cari saja buku yang dipakai sama dosen itu, terus dipelajari dan dipahami sampai mengerti materinya. Karena nilai itu hasil akhir dari perjalanan mahasiswa belajar.”
            
Baca selengkapnya
PROFIL SAVIRA

PROFIL SAVIRA



            Savira Nurwahyuni . siapakah dia ? Pernahkah anda menonton film kartun donald duck ? Bagaimana karakter dari tokoh kartunnya ? hal yang utama yang paling dikenal dari tokoh film tersebut adalah suaranya yang cempreng dan sifatnya yang cerewet. Namun apakah  karakter seorang Savira sama persis dengan karakter tokoh kartun donald duck ?
             Savira nurwahyuni, seorang gadis asal Situbondo tepatnya di Kecamatan Asembagus yang lahir pada tanggal 2 September 1998. Ia adalah seorang mahasiswi Universitas Jember di Fakultas Ekonomi prodi akuntansi. Savira yang lebih akrab dengan sapaan Vira ini lulus seleksi perguruan tinggi Universitas jember  melalui jalur bidik misi SBMPTN. Ia juga merupakan salah satu anggota magang di LPME ECPOSE.
Murah senyum dan selalu ceria sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi siapapun yang mengenalnya. Ramah, mudah bergaul, dan pendengar setia, itulah yang membuatnya memiliki banyak teman. Namun, dibalik keceriaannya tak disangka gadis penyuka bakso dan siomay ini adalah seorang K-POPers. Ya, penggemar film-film drama korea yang bikin baper itu. Mungkin karena artisnya yang tampan dan kece lah yang menjadi alasan.
Terus apa sih hubungannya donald duck sama Savira ? karakter dari tokoh kartun tersebutlah yang menyatakan persamaan antara mereka. Gadis yang bertahi lalat di pipi kirinya ini terkenal dengan kecerewetannya. Bagaimana tidak ? seseorang yang mengenalnya dengan baik pasti akan menemukan karakter ini dalam diri Savira. Entah itu sifat aslinya atau mungkin suatu kewajaran karena wanita memang identik dengan kata cerewet.
Namun, dibalik itu semua Savira adalah seseorang yang pantang menyerah, ia tak pernah membiarkan sedikitpun rasa malas menggangu semangat dan tekadnya untuk terus mencapai apa yang diinginkan olehnya. Berusaha semaksimal mungkin dan berdoa selalu dilakukan untuk dapat mewujudkan impiannya. Dan dukungan dari orangtuanya pula yang memotivasi dirinya untuk tidak mudah putus asa.  


by:  Gita K.M
Baca selengkapnya

Kamis, 03 Desember 2015

Perlunya Ceria Dan Ramah

Perlunya Ceria Dan Ramah

Nama                                    :               Nanda Ayu Eka Safitri
TTL                                         :               BWI, 28 Juli 1996
Makanan Favorit              :               Semua suka yang penting halal
Minuman Favorit             :               Es Teh
Warna Favorit                    :               Pink dan Abu – Abu
Hobby                                   :               Makan dan Menyanyi
Cita – Cita                            :               Bussines Woman
Alamat                                  :               Genteng, Banyuwangi
Saudara Kandung             :               1 ( Adik Perempuan )
Alasan suka warna pink :               Karena pink warna ceria dan tidak membosankan

Sebuah pertanyaan terlintas dalam benakku sesaat setelah mata kuliah pengantar akuntansi 1 berakhir. Pertanyaan itu tertuju pada Nanda Eka Ayu Safitri yang biasa akrab disapa dengan sebutan Nanda mahasiswi S1 Manajemen Universitas Jember, Nanda adalah teman sekelasku di mata kuliah akuntansi, aku bertanya pada dia, Kenapa kamu selalu terlihat ceria dan ramah ke semua orang, Nan? Nanda pun hanya menjawab karena itu memang kepribadianku yang ramah kepada siapapun, nggak bisa kalau nggak ramah. Seketika aku berpikir dan mulai membenarkan apa yang diucapnya. Kalau kita bisa ceria dan ramah, kenapa nggak? Daripada terbawa kegalauan, mending kita mencoba untuk ceria dan ramah kepada semua orang, setidaknya mencoba mendamaikan hati.
Selain itu, terbukti dari cara Nanda menyapa dan memanggil teman – temannya yang dia kenal entah itu menanyakan kabar atau menanyakan tugas. Aku pun yang baru mengenal Nanda sudah merasa bahwa Nanda adalah orang yang ramah. Dengan pribadi yang ceria dan ramah kita pun memilikki banyak teman karena aura postif yang memancar. Teman – teman pun menjadi merasa nyaman berteman dengan kita.
Kepribadiannya yang ramah dan friendly itu pun tercermin dari warna favoritnya yaitu pink dan abu – abu. Saat ditanya apa alasannya menyukai warna pink, mahasiswi asal Banyuwangi kelahiran tanggal 28 Juli 1996 ini menjawab dengan senangnya karena pink adalah warna yang ceria dan tidak membosankan, Wah sesuai sekali dengan kepribadian nya yang dipenuhi dengan warna warna keceriahan dan sifatnya yang friendly. Sebab jarang ada yang menyukai warna pink, dan jikapun ada itu pasti orang yang feminim dan ceria.
Selain kepribadiannya yang ramah, Nanda ternyata mempunyai hobby yang menakjubkan yaitu makan dan bernyanyi, ketika ditanya apa makanan favorit nya, nanda hanya menjawab semua suka yang penting halal. Iya nanda hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja dan tidak terlalu berbelit – belit, begitulah sifat nanda yang begitu simple dalam menanggapi sesuatu dan tidak mau terlalu berbelit - belit. Selain hobby makan dan menyanyi, aku baru tahu kalau Nanda juga bisa membuat puisi, ketika saat itu aku tanya, kamu bikin tulisan apa Nan buat tugas ECPOSE??  Nanda menjawab dengan santai, aku bikin puisi sesuai yang aku bisa, wahh…

Kegiatan UKM yang tengah diikuti Nanda sekarang adalah LPME ECPOSE saja, karena menurut  Nanda  jika terlalu banyak UKM yang diikuti itu akan mengurangi jatah dia pulang ke rumah. Maklum karena ingin bertemu keluarga dan sanak saudara sebisa mungkin ada waktu libur digunakan untuk pulang. Kemudian cita – cita Nanda adalah menjadi bussines woman seperti jurusan yang diambilnya yaitu Manajemen .
Baca selengkapnya
Kenali Niken Sebelum Jatuh Dalam Zona Pertemanan

Kenali Niken Sebelum Jatuh Dalam Zona Pertemanan

Hubungan kasih-mengasihi sudah lazim ditemui di kalangan anak muda yang sedang dimabuk asmara.  Di mata beberapa orang, hal tersebut menjadi tidak lazim ketika mereka belum pernah merasakan kasmaran, apalagi memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis.  Nyatanya, ketidaklaziman tersebut juga sedang dialami oleh dara bernama Niken Kristiana Sari.  “Belum pernah ngerasain pacaran, sih.  Belum kepikiran aja.” ujarnya seraya membenarkan posisi kerudungnya yang tertiup angin, saat ditemui selepas kuliah.
Mencari kawula muda yang sedang memadu kasih tidaklah sukar.  Mulai dari tempat yang paling ramai seperti mall, sampai tempat yang paling sepi seperti semak-semak di alun-alun kota, pastilah ada satu-dua pasangan di sana.  Meski demikian, pemandangan tersebut tidak sekalipun menggoyahkan prinsip Niken yang tidak ingin pacaran.  Bagi gadis kelahiran 19 tahun silam ini, hal tersebut sudah menjadi prinsip hidup yang akan ia pegang teguh.  Kini ia sedang menempuh pendidikan di Universitas Jember, Fakultas Ekonomi jurusan D3 Kesekretariatan.  Tujuan hidupnya tidak hanya sekedar lulus kemudian menikah seperti mahasiswi pada umumnya, melainkan menyelesaikan pendidikan dengan baik  agar bisa mewujudkan cita-citanya sebagai pegawai bank.  Orang tua pun tidak masalah dengan prinsip yang ia ambil.  Mereka membebaskan langkah yang diambil Niken, asalkan itu dibenarkan oleh agama dan sesuai ajaran di keluarganya.  
Niken menemukan keuntungan karena tidak pernah memiliki hubungan dengan lawan jenis.  Salah satunya yakni dapat menjalin pertemanan dengan siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki.  “Mau berteman dengan anak cowok atau cewek, nggak bakal ada yang cemburu.” ungkap gadis asal Banyuwangi tersebut.  Ia juga berkaca pada pengalaman beberapa teman yang seringkali cekcok dengan pasangannya, hanya karena salah satu pihak merasa diduakan.  Dengan demikian, ia tidak perlu direpotkan oleh urusan percintaan yang dianggap akan mengganggu kuliahya dan justru akan memperlambat dia dalam mencapai cita-cita.
Semua teman dekat Niken sudah berpengalaman soal asmara, sehingga ia seringkali menjadi bahan candaan di tongkrongannya.  Tapi ia hanya tertawa dan tidak pernah menanggapi hal tersebut secara serius.  Perihal apakah dia pernah merasa kesepian ketika teman-temannya pergi bermalam minggu sedangkan ia tidak, Niken mengaku tidak pernah merasa sepi karena ia masih punya kegiatan yang lain.  Baginya, tidak ada istilah kesepian karena setiap waktunya ia manfaatkan dengan baik.  Selain kuliah, ia juga gemar membaca novel.  Sungguh suatu keterbalikan mengetahui genre favoritnya adalah romansa, sedangkan ia belum pernah memiliki pengalaman asmara sekalipun.
Anak pertama dari tiga bersaudara tersebut, secara fisik seperti anak perempuan pada umumnya.  Tingginya kurang lebih 160 cm dan badannya relatif kecil yakni dengan berat badan 45 kg.  Sedikit berisi mungkin ia akan mencapai apa yang orang-orang katakan ideal.  Namun, ada satu hal yang membuatnya sedikit unik dari perempuan kebanyakan.  Ia memiliki lesung pipit di pipi kananya.  Lekukan itu muncul tiap kali ia tersenyum.  Belum lagi warna kulitnya yang sawo matang.  Merepresentasikan manisnya gadis di Indonesia.
Beberapa lelaki pernah mencoba mendekati gadis kelahiran Juli 1996 ini, namun belum ada yang mampu menaklukkan hatinya bahkan menggoyahkan prinsipnya.  Semuanya ia anggap sebagai teman. Anak muda saat ini mungkin lebih mengenal apa yang dilakukan Niken dengan istilah friend zone, atau hubungan yang tidak lebih dari zona pertemanan.  Sedikit pesan untuk lelaki di luar sana yang mungkin sedang kasmaran dengan Niken, berhati-hatilah karena bisa jadi selama ini Niken hanya menganggap kalian sebagai teman.  Tidak lebih.


Triana Novitasari 
Baca selengkapnya
Dinda "Osing"

Dinda "Osing"

Semua orang baik dan ingin jadi baik, begitu kira-kira cara pikir dan hidup Dinda. Dara banyuwangi bernama lengkap Dinda Aulia Rahma merupakan mahasiswi Universitas Jember Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 2015. Dinda biasa begitu dia disapa menuturkan alasan memilih Kampus Tembakau ini karena memang itulah pilihan utamanya dulu sebelum memilih Universitas lain di kota Malang. Pemilihan Unej pun bisa dibilang masuk akal (sesuai kemampuan katanya) dasar pemilihan jurusan Manajemen bagi Dinda karena dirinya merasa mampu dan gampang.
Alumnus SMAN 1 Cluring ini menuturkan bahwa tidak ada hobi khusus yang ditekuni yang berimbas pada UKM pilihannya. Dinda memilih Ecpose karena cuma Ecpose yang membuat dirinya minat.
Selain hanya berminat pada Ecpose, Dinda ingin mencari pengalaman dalam berorganisasi mengingat dulu dirinya tidak pernah mengikuti satupun organisasi. Minimnya aktivitas Dinda berimbas pula pada kesan selama hidup, bagi Dinda tidak ada pengalaman yang "paling" karena semua pengalamannya berkesan. Selain Rasullulah dan Orang tua secara spesifik tidak ada lagi orang yang berpengaruh dalam hidupnya "semua yang baik aku contoh" tutur Dinda. Tepat 15 November kemarin Dinda merayakan hari jadinya yang ke 19 tentu banyak impian kecil maupun besar yang terngiang diangan-angan. Secara khusus Dinda menyebut bahwa dia belum bisa menjadi anak baik dambaan orang tua.
Meskipun belum merealisasikan salah satu impian terbesarnya tetapi Dinda masih sabar untuk merintis jalannya membahagiakan orang tua.
Istilah "sak dek sak nyet" atau apa yang diinginka harus ada merupakan sifat buruk yang sedang dikurangi oleh Dinda. Gadis penggemar online ini berharap ilmu yang didapat di Ecpose dapat membantunya untuk membuat karya.
Baca selengkapnya
Terkadang Loyalitas Tak Berbatas

Terkadang Loyalitas Tak Berbatas


“Ketika Rasulullah dikejar-kejar musuh, Beliau bersembunyi di gua untuk sementara hingga sesaat Beliau merasa lelah dan tertidur di pangkuan Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Saat itu pula kaki Abu Bakar digigit hewan (entah itu ular ataupun kalajengking) tetapi Abu Bakar tidak menggerakkan kakinya dan memilih untuk menahan rasa sakit demi kenyamanan Rasul saat tidur.”
            Sepenggal cerita tersebut diakui Fajar Surya Dharma mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Jember yang mampu menginspirasi dirinya untuk menjunjung tinggi hal langka yang ditunjukkan oleh sahabat Rasul. Loyalitas. Loyalitas yang saat ini sulit ditemui pada pribadi masa kini ternyata masih begitu penting bagi alumni SMAN 9 Surabaya ini, bahkan dia pernah mengibaratkan dirinya ingin menjadi air yang dituangkan dalam suatu gelas secara terus menerus hingga tumpah disekitar gelas dan tumpahan air itu dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.
            Keinginannya untuk selalu berbuat baik terhadap sesama membuat Fajar memiliki beberapa sahabat saat SMA dan ia sering menuangkan pikiran maupun perasaannya mengenai kehidupan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar seperti tentang cerita pertemanannya dalam blog. Selain itu, tulisan-tulisan di dinding http://jarsurya.blogspot.co.id/ dianggapnya sebagai salah satu cara mengisi waktu luang. “Itu bukan diary dan bukan hobi” jelas Fajar ketika disinggung tentang blog yang ia miliki, ia ingin orang beranggapan blog tersebut sebagai tulisan yang mengangkat kehidupan sosial dari sudut pandangya saja dan sekali lagi bukan diary. Beberapa tulisannya seperti Lupa Bilang Makasih dan Happy Wedding, Vik!! seakan menjadi bukti bagaimana loyalitas mahasiswa semester tiga ini kepada orang-orang terdekatnya.
            Ketika jauh dari teman-teman dekat, orangtua dan kakak laki-lakinya karena tuntutan pendidikan dimana ia harus hidup mandiri membuat Fajar menyadari tentang rasanya kekurangan dan sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Pembawaan Fajar sebagai arek Suroboyo pernah membawanya dalam satu permasalahan dengan beberapa teman barunya saat tahun pertama duduk di bangku kuliah. Kala itu sosok yang lahir di Surabaya 15 Mei sembilan belas tahun lalu ini memiliki enam orang teman dari salah satu SMA favorit di Jember dan satu orang lagi asal Sidoarjo. Keenam temannya yang merupakan warga asli Jember tidak bisa menerima gaya bicara “misuh” Fajar yang sudah menjadi kebiasaan saat di Surabaya. Akhirnya penggemar AC Milan ini berusaha untuk memperbaiki tutur katanya saat bersama teman-teman baru tersebut. Setelah masalah tentang gaya bicara dapat teratasi muncul lagi masalah baru untuk Fajar. Fajar merupakan tipe orang dengan loyalitas tinggi bahkan bisa dikatakan ‘terlalu loyal’. Fajar yang berpikir kepada teman harus sama rasa sama rata misalnya ketika ujian saat temannya tidak bisa ia bersedia memberi bantuan bahkan rela lembar jawabannya diperlihatkan kepada teman tidak didukung oleh keenam temannya, mereka yang terlalu individual dan ambisius utamanya dalam hal akademik membuatnya tidak nyaman hingga saat ini meskipun mereka tetap berteman namun pertemanan diantara mereka tidak sedekat dahulu.
            Setelah  mendapat pengalaman dari keenam temannya tersebut, Fajar dan Fatur (dari Sidoarjo) lebih pemilih dalam berteman hingga akhirnya menemukan teman-teman yang sangat cocok dan jauh berbeda dari teman mereka sebelumnya. Saat ini mereka dikenal sebagai Big Six (4+) yang merupakan persahabatan sepuluh anak manusia komplit dari yang cengengesan seperti Fajar sampai yang pintar dari kelas bilingual. Di pertemanannya sekarang Fajar benar-benar merasakan dirinya diterima baik apa adanya. Pengagum Abraham Lincoln ini juga mengaku akan membela sahabatnya baik salah maupun benar saat dipojokkan oleh orang lain tetapi setelah orang tersebut berlalu maka ia akan memberi nasihat kepadanya jika yang dilakukan sahabatnya itu salah. Fajar menganggap jika ada orang berkata “kamu menganggapku teman dan datang padaku jika kamu membutuhkanku” merupakan hal wajar karena setiap orang saling membutuhkan dan tidak mungkin orang yang berkata tentang kalimat tersebut juga tidak membutuhkan temannya.
            Berbicara tentang persahabatan ada yang kurang jika tidak bertanya ke salah satu sahabatnya tentang diri Fajar. “Memengaruhi orang, itu kelebihannya.” ungkap Nur Azis salah satu sahabat Fajar ketika ditanya perihal kelebihan Fajar. Menurut Fajar dirinya juga tidak tahu mengapa orang-orang terdekatnya merasa seperti itu, salah satu contohnya adalah saat temannya berulang tahun, Fajar menggoda meminta traktiran meski sebenarnya ia tidak benar-benar ingin ditraktir tetapi teman yang berulangtahun pun menyanggupi padahal jika teman yang lain yang berucap hanya dianggap angin lalu. Menurut Nur Azis masih banyak lagi hal-hal yang membuat Fajar dinilai berkompeten untuk memengaruhi orang sampai Nur Azis sendiri bingung untuk menjelaskan lebih detail yang jelas Fajar memengaruhinya tetap dalam hal positif. Namun, di sisi lain Fajar adalah seseorang yang kurang bersyukur dan mudah pasrah. Ketika IPnya tidak sampai angka 3 ia hanya beranggapan kemampuannya memang itu dan sulit untuk naik terlalu jauh meskipun banyak orang yang menyemangati dan mendorongnya untuk mencapai nilai lebih tinggi. Satu hal lagi, walaupun dia tinggi, rambutnya gondrong, Fajar tetaplah Fajar yang hatinya lembut –turunan dari ibu katanya-  mudah tersentuh dan merasa iba ketika melihat orang-orang yang kurang beruntung hidupnya, hingga dahulu ia pernah berpikir “Tuhan berilah satu hari saja semua orang di dunia ini menjadi kaya”.
            Perlu diketahui bahwa setiap pembelajaran yang dilakukan pecinta bahasa satir ini tak luput dari nasihat-nasihat yang diberikan oleh kedua orangtuanya terutama ayah dan sang kakak yang memberikan motivasi-motivasi juga pembesar hati saat ia berjuang maupun gagal. Semua hal itu membuat Fajar tidak hanya memberikan loyalitasnya untuk teman tetapi juga untuk keluarga. Namun, bagaimanapun cintanya kepada makhluk yang ada di dunia entah orangtua ataupun teman tetap ia tidak melupakan loyalitasnya terhadap Sang Pencipta karena motto hidupnya “Diatas Orangtua Ada Tuhan”. Setidaknya itulah gambaran tentang loyalitas yang terkadang tak ada batas dalam diri Fajar.


Elma Ariella Khoriqul Hayumi
Baca selengkapnya
7,3 JUTA ONS TEMBAGA DAN 724,7 JUTA ONS EMAS (bukan) UNTUK INDONESIA

7,3 JUTA ONS TEMBAGA DAN 724,7 JUTA ONS EMAS (bukan) UNTUK INDONESIA



Sampai kapan Indonesia menjadi ladang negara lain? Kapan bisa menikmati sepenuhnya kekayaan negara sendiri?
            Indonesia adalah sebuah negara yang kaya Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat di perbaharui. Sesuai dengan Pasal 33 Ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi; bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jika dilihat dari neraca aset negara yang tercatat di laporan keuangan pemerintah pusat, nilainya bisa menembus angka Rp1.949,15 triliun di akhir 2014. Jumlah ini melonjak dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.816,25 triliun. Aset negara pada periode 2014 terdiri dari intrakomptabel (tercatat dalam neraca buku), nilainya Rp1.948,23 triliun atau meningkat dari posisi 2013 sebesar Rp1.815,41 triliun. Sedangkan ekstrakomptabel Rp919,39 triliun.
            Kekayaan Indonesia yang sangat melimpah ruah menarik minat bangsa lain untuk bekerja sama. Memang, awal dari perjanjian yang disepakati adalah kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Namun, lama kelamaan Indonesia justru lemah dan menjadi ladang kehidupan bangsa asing. Pada tanggal 7 April 1967, Indonesia melakukan penandatanganan kontrak izin eksploitasi tambang yang pertama kali di Irian Jaya dengan Freeport. Perjanjian inilah yang menjadi cikal – bakal mengapa sampai saat ini PT Freeport masih asyik mengeruk kekayaan negara kita.
            Mengapa PT Freeport tertarik dengan perjanjian tersebut? Apa saja kandungan yang terdapat di tambang di Freeport? ketika pertambangan ini dibuka hingga sekarang, pertambangan ini telah mengasilkan 7,3 juta ons tembaga dan 724,7 juta ons emas. Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! Bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan di Tanah Papua. Belum jelas jumlah kandungan uranium yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli, kandungan uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat, para jenderal dan juga para politisi nakal, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa Indonesia.
            Sistem pembagian laba dan saham yang dimiliki Freeport tidak sebanding dengan yang dimiliki Indonesia. Sejak tahun 2007 – 2014, PT Freeport hanya membagikan hasilnya sebesar 40% untuk Indonesia dan 60% untuk Freeport. Saham yang dimiliki Indonesi hanya 20% dari total saham milik PT Freeport. Harus diakui memang jika keberadaan Freeport juga turut menjalankan roda perekonomian di Indonesia. PT Freeport telah menyerap banyak tenaga kerja sehingga turut mengurangi angka pengangguran. Namun, jika dicermati lebih dekat lagi, apakah pajak yang dibayarkan PT Freeport sebanding dengan dampak eksploitasi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar?
            Hampir seluruh penduduk miskin Papua adalah warga asli Papua. Penduduk asli Papua yang miskin lebih dari 66% dan umumnya tinggal di pegunungan tengah, wilayah Kontrak Karya Freeport. Kepala Biro Pusat Statistik propinsi Papua JA Djarot Soesanto, merelease data kemiskinan tahun 2006, bahwa setengah penduduk Papua miskin (47,99 %). Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Papua Barat memang menempati peringkat ke 3 dari 30 propinsi di Indonesia pada tahun 2005. Namun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua, yang diekspresikan dengan tingginya angka kematian ibu hamil dan balita karena masalah-masalah kekurangan gizi berada di urutan ke-29. Lebih parah lagi, kantong-kantong kemiskinan tersebut berada di kawasan konsesi pertambangan Freeport.
            Lalu, apakah pemerintah tetap bisa duduk manis di kursi kebesarannya? Tidak adakah kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Papua? membiarkan eksploitasi gila – gilaan tetap berjalan?
Langkah yang dapat diambil pemerintah untuk mengembalikan kekayaan negara untuk rakyat misalnya Pertama, meluruskan aturan perundang-undangan yang menyimpangkan amanah konstitusi (Pasal 33 UUD 1945). Kedua, Renegoisasi atau perubahan Kontrak Karya (KK) yang tidak memakai dasar konstitusi tidak akan memberikan manfaat bagi kepentingan rakyat Indonesia. Dan yang terakhir, rakyat Papua secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum membutuhkan dana yang besar untuk mengerjar ketertinggalan dalam membangun manusia maupun fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelayanan sosial dan kemajuan ekonomi. Dalam melaksanakan solusi ini diperlukan kepekaan dan realisasi dari Pemerintah bagi apresiasi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Papua.

Oleh : Savira Nurwahyuni
Baca selengkapnya