Salim kancil adalah seorang petani yang menolak keras adanya penambangan pasir liar di pesisir pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Tosan, rekan Salim Kancil juga menolak tegas adanya penambangan pasir liar itu. Alasan mereka menolak kegiatan tambang tersebut karena merusak pertanian warga dan truk-truk pasirnya juga sering membuat celaka warga sekitar. Penolakan aktivitas penambangan pasir oleh masyarakat Desa Selok Awar-Awar sudah dimulai sekitar Januari 2015.
Aktivitas Salim Kancil menolak kegiatan tambang di desanya memicu kemarahan banyak pihak. Salim menjadi korban aksi kekerasan sekelompok orang secara brutal. Aksi kekerasan itu terjadi pada tanggal 26 September 2015, tepatnya hari Sabtu. Segerombolan preman mendatangi kediaman Salim Kancil. Salim yang saat itu sedang menggendong cucunya yang berumur 5 tahun, langsung meletakkan cucunya di lantai ketika segerombolan preman tersebut datang dan menjemput paksa. Para preman kemudian menyeret Salim dengan keadaan tangan di ikat dan membawa dia menuju Balai Desa yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya. Di sepanjang jalan menuju Balai Desa, Salim Kancil terus dihajar oleh preman-preman dengan senjata yang mereka bawa. Warga sekitar ketakutan melihat aksi brutal itu, tidak ada yang berani melawan mereka.
Aktivitas Salim Kancil menolak kegiatan tambang di desanya memicu kemarahan banyak pihak. Salim menjadi korban aksi kekerasan sekelompok orang secara brutal. Aksi kekerasan itu terjadi pada tanggal 26 September 2015, tepatnya hari Sabtu. Segerombolan preman mendatangi kediaman Salim Kancil. Salim yang saat itu sedang menggendong cucunya yang berumur 5 tahun, langsung meletakkan cucunya di lantai ketika segerombolan preman tersebut datang dan menjemput paksa. Para preman kemudian menyeret Salim dengan keadaan tangan di ikat dan membawa dia menuju Balai Desa yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya. Di sepanjang jalan menuju Balai Desa, Salim Kancil terus dihajar oleh preman-preman dengan senjata yang mereka bawa. Warga sekitar ketakutan melihat aksi brutal itu, tidak ada yang berani melawan mereka.
Di
Balai Desa, preman-preman ini menyeret masuk Salim dan menghajarnya tanpa
menghiraukan kegiatan belajar mengajar anak-anak di PAUD. Selain di hajar,
Salim juga di setrum berkali kali. Mereka juga membawa gergaji untuk menggorok
leher Salim. Kebal dengan penganiayaan tersebut, Salim dibawa kembali ke sebuah pemakaman. Di pemakaman itu
kemudian mereka melanjutkan aksi-aksi mereka. Salim kancil kembali di serang
dengan senjata-senjata mereka. Setelah itu mereka menggunakan batu untuk
memukul Salim sampai ambruk ke tanah. Salim akhirnya menghembuskan nafas
terakhirnya di tempat ini dengan posisi tertelungkup dengan tangan terikat.
Sebelum
membantai Salim, para gerombolan preman juga menyerang Tosan. Mereka mendatangi
Tosan sekita pukul 07.30. Mereka menghajar Tosan di rumahnya dengan pentungan
kayu, pacul, celurit dan batu. Tosan berusaha menyelamatkan diri dengan
menggunakan sepeda namun prema-preman tersebut bisa mengejarnya. Tosan lalu
ditabrak dengan motor di lapangan. Tak berhenti di situ, mereka kembali
menganiaya Tosan dengan senjata senjata yang mereka bawa. Bahkan Tosan sampai
ditelentangkan di tengah lapangan kemudian dilindas motor berkali-kali.
Segerombolan preman ini berhenti melakukan aksinya ketika salah satu warga yang
bernama Ridwan datang dan melerai. Kemudian Tosan segera dilarikan ke rumah
sakit dan berhasil diselamatkan.
Oleh: Dwi Septiani
Bagikan
SALIM KANCIL PAHLAWAN KOTA LUMAJANG
4/
5
Oleh
Unknown