Minggu, 29 November 2015

Cermin Semu Demokrasi

Cermin Semu Demokrasi

Demokrasi merupakan gabungan dari dua kata “demos” yang berarti rakyat dan “cratos” yang berarti kedaulatan. Ini berarti di dalam sebuah negara sistem pemerintahannya berdasarkan kepada kedaulatan rakyat. Berjalannya sistem demokrasi sendiri merupakan suatu keadaan yang bergantung kepada kepercayan yang dibangun antara pemerintah dan rakyat. Dimana pemerintah sebagai pemegang amanah dan rakyat sebagai pemberi amanah tersebut.
Michael Oakeshot di dalam bukunya “The Politics of Faith and The Politics of Scepticims, 1996” mengatakan “Politik Keyakinan” atau yang bisa kita sebut sebagai “Politik Kepercayaan” merupakan sebuah vitalitas yang memberi masyarakat semacam optimisme dalam mencapai kesempurnaan diri (masyarakat, bangsa) melalui kekuatan sendiri. Ini menunjukkan apabila suatu tingkat kepercayaan antara pemerintah dan rakyat adalah suatu hal yang sangat penting dalam terlaksananya Demokrasi yang baik.
Namun bila kita melihat pada akhir-akhir ini, ruang politik bangsa sedang diliputi aroma ketidakpercayaan. Masyarakat mulai diambingkan tentang kasus korupsi para elite DPR hingga anggota KPK, para pegawai bank yang menipu nasabahnya sendiri, para jaksa yang menghadirkan kesaksian palsu, serta hakim yang merekayasa keputusan hukum. Aroma ketidakpercayaan ini menciptakan “krisis kepercayaan” di masyarakat demokratis. Akibatnya tindakan terpercaya yang seharusnya dilakukan penguasa justru mengaburkannya lewat tindak pemalsuan, ataupun penipuan. seperti halnya kasus pemalsuan kartu keluarga dan paspor yang menjerat ketua KPK Abraham Samad.
Sistem demokrasi yang tidak berjalan mulus menyebabkan kondisi “kekosongan substansial”: ada lembaga perwakilan, tapi tidak ada “keterwakilan”; ada lembaga peradilan, tapi tak ada “keadilan”; ada lembaga penjamin, namun tidak adanya “jaminan”; dan ada lembaga keamanan, tapi tidak terciptanya “rasa aman”.
Keadaan ini mencerminkan sebuah keadaan Politik Skeptisisme yang disebutkan oleh Michael Oakeshot. Politik Skeptisisme adalah politik tanpa vitalitas yang menumbuhkan pemikiran bahwa kesempurnaan mustahil dicapai akibat muatan konflik, serta ketidakharmonisan dalam perilaku manusia politik tak akan dapat diselesaikan. Suatu penyalahgunaan otoritas serta penghianatan kepercayaan yang telah diberikan oleh rakyat terhadap pemerintah, merupakan suatu indikasi adanya sisi pemerintahan “tirani” dimana adanya kepentingan pribadi dalam suatu kepemerintahan. 
Demokrasi bukan hanya jalan kebebasan, tapi lebih penting lagi pemberdayaan. Pemberdayaan kedaulatan yang memungkinkan aspirasi, keinginan, dan suara rakyat lah hakikat sejati dari demokrasi, bukan pembungkaman. Seharusnya demokrasi adalah sebuah ruang untuk membangun “keberanian rakyat”, dalam menyalurkan aspirasinya. Namun,  demokrasi juga ruang membangun “keberanian penguasa” untuk mendengarkan aspirasi rakyat secara bijak. Sedangkan penguasa pengecut akan membungkam suara rakyat karena tidak mampu melawan aspirasi rakyat secara tindak laku pemerintahan yang sesuai. Demokrasi pengecut sendiri dimana suara-suara kebenaran diberantas oleh kesombongan kekuasaan.

By: Ilham Faurizal Rahman



Baca selengkapnya
Bunga Trotoar yang Tak Menjadi Bunga

Setiap yang bernyawa memerlukan usaha untuk dapat mempertahankan hidupnya.  Termasuk manusia, apa saja akan dilakukan asalkan itu dapat menghasilkan uang.  Namun manusia seringkali lupa bahwa kegiatan itu mereka lakukan di suatu negara yang memiliki hukum di dalamnya.  Maka banyak dijumpai beberapa pekerjaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan perundangan yang ditetapkan.  Salah satu yang banyak dijumpai di Indonesia yakni adanya Pedagang Kaki Lima (PKL), yang menjalankan usaha di bahu jalan atau trotoar.
Kabupaten Jember merupakan salah satu region di Indonesia dengan perkembangan jumlah PKL yang pesat.  Seperti yang nampak di sepanjang trotoar Jalan Jawa, jajaran PKL seperti tak ada putusnya.  Meskipun pelanggan, yang kebanyakan adalah mahasiswa, juga mengonsumsi produk dari para PKL tersebut namun mereka tetap merasa bahwa kehadiran PKL bertentangan dengan ketertiban.  Keberadaan PKL dipandang merusak keindahan kota serta menimbulkan gangguan lain seperti kebersihan lingkungan, kelancaran lalu lintas dan kenyamanan pejalan kaki. Menyikapi hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Jember mengeluarkan peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedagang Kaki Lima.  Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa setiap PKL yang melakukan kegiatan usaha wajib memiliki izin lokasi, memperhatikan ketertiban, keamanan, kenyamanan dan kebersihan di lingkungan sekitarnya. 
Keberadaan PKL di Jalan Jawa sudah tak terelakkan lagi perkembangannya.  Seperti efek domino yang ketika satu domino rubuh maka akan merubuhkan domino lainnya,  PKL juga demikan.  Melihat satu PKL membuka lapak di satu bagian trotoar Jalan Jawa, akan mendorong calon PKL lain untuk mengadu nasib di tempat tersebut.  Sebagai lokasi yang berada wilayah kampus, Jalan Jawa dipandang sangat potensial untuk membuka usaha, terutama usaha kuliner.  Letaknya yang berada di luar gerbang selatan Universitas Jember, sangat mudah dijangkau oleh mahasiswa yang ingin mendapatkan lauk murah nan memenuhi selera. 
Tidak ada yang tahu pasti siapa yang mempelopori tumbuhnya PKL di Jalan Jawa.  Menurut kesaksian salah seorang PKL, ia sudah berada disana sejak 14 tahun yang lalu.  Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan PKL di Jalan Jawa sudah ada sejak abad 20.  Ibu tiga anak tersebut mengaku mendapat kesempatan membuka lapak disana karena menggantikan tetangganya yang ingin membuka warung sendiri.  Tidak semua pedagang bisa mendirikan lapak di sepanjang Jalan Jawa, karena mereka harus mengajukan ijin terlebih dahulu pada Ketua Pedagang Kaki Lima.  Ketua PKL berbeda tiap wilayahnya, untuk wilayah kampus yang meliputi Jalan Karimata, Jalan Riau, Jalan Mastrip, Jalan Kalimantan, dan Jalan Jawa, rupanya ijin pendirian berada di tangan seseorang yang bekerja di salah satu perguruan tinggi swasta di Jember.  Mereka juga memiliki paguyuban dan beberapa kali mengadakan pertemuan untuk berbagi cerita dan kemudian dibekali modal usaha oleh Ketua PKL tersebut.  Sebagai balas jasa, maka setiap bulan para PKL dibebani Rp10.000,- untuk membayar seorang yang bertugas membersihkan limbah para PKL.  Biaya yang relatif murah, untuk suatu ijin usaha di tempat strategis dan selalu ramai pembeli.        
Selama berpuluh tahun PKL mengadu nasib, mereka belum pernah sekalipun mendapat perintah relokasi dari pemerintah daerah.  Justru mereka memperoleh perlindungan dari Satuan Polisi Pamong Praja ketika kisruh relokasi PKL di wilayah Pasar Tanjung pada tahun 2014.  Para mantan PKL di Pasar Tanjung yang iri terhadap kelancaran usaha PKL di Jalan Jawa, menciptakan teror premanisme dan ancaman penggusuran.  Setelah ketua paguyuban PKL wilayah kampus mengadu pada Satpol PP, seketika ancaman itu sirna dan para PKL kembali berjualan dengan tenang hingga saat ini.
Ancaman penggusuran juga pernah datang dari pihak Universitas Jember (Unej).  Awal tahun 2000, Unej merasa terganggu dengan jajaran PKL yang dipandang mengurangi estetika dan merusak citra perguruan tinggi.  Pihak Unej juga mengeluhkan hal ini kepada pemerintah daerah, agar pihak berwajib segera turun tangan.  Sempat gentar dengan pihak Unej, namun dukungan mahasiswa saat itu kepada PKL sangat kuat, sehingga ancaman tersebut kini menjadi cerita masa lalu.  Seorang PKL mengungkapkan bahwa tak dapat dipungkiri telah terjadi hubungan saling membutuhkan antara PKL dengan mahasiswa.  Jika tidak, tentu para mahasiswa tidak akan turun tangan demi membela para PKL.   
Saat ini terdapat lebih dari 20 PKL di sepanjang Jalan Jawa, dan para PKL tersebut seperti tak pernah tidur.  Setiap melintasi Jalan Jawa selalu saja ada kendaraan yang parkir di muka lapak PKL dan menimati menu yang disajikan seraya lesehan.  Ketika yang di trotoar asik berjualan sambil melihat pelanggannya menikmati lalapan, disisi lain para pejalan kaki terpaksa turun ke jalan karena hak menikmati trotoar sudah berpindah tangan.  Berjalan hati-hati dan senantiasa berdoa agar jangan sampai tersenggol kendaraan bermotor.  Selain itu, ketika kendaraan para pelanggan PKL berjajar di tepi jalan, para pengguna jalan yang melintas harus rela hak menggunakan jalan rayanya berkurang beberapa meter.  Kemacetan tak dapat dihindari, pun kelancaran berkendara tak dapat diraih. 
Selain itu, para PKL meninggalkan bekas cipratan minyak di dinding Universitas Jember, yang membuat dinding menjadi kusam dan terkesan kumuh.  Belum lagi bekas bongkaran lapak berupa bambu-bambu dan terpal, yang diletakkan di trotoar begitu mereka selesai berdagang.  Sebagai salah satu perguruan tinggi bergengsi, mau tak mau Universitas Jember menjadi korban juga.  Jika di lingkungan sekitar perguruan tinggi seperti demikian, tentu akan mengurangi kesan keindahan pada lembaga pendidikan setingkat pendidikan tinggi. 
Dari berbagai cerita PKL di Jalan Jawa, terlihat keganjlan pada perijinan pendiriannya, dan mungkin wilayah lain juga demikian.  Dalam peraturan daerah, sudah jelas bahwa pendirian PKL harus memiliki ijin yang jelas yang mana ijin tersebut seharusnya disetujui oleh pemerintah daerah.  Namun sesuai dengan yang PKL ungkapkan, ijin hanya sebatas pada seseorang yang bahkan tidak ada kaitannya dengan pemerintah daerah. Hal tersebut lantas memberikan kesan bahwa terdapat kepentingan suatu kelompok dibalik esksistensi PKL selama ini.  Beberapa keluhan mengenai PKL sudah pernah diajukan kepada pemerintah daerah, namun tetap saja tidak ada tindakan lebih lanjut.  Mereka justru turut membela dan terkesan mempertahankan posisi para PKL tersebut.     
Seperti yang diketahaui, rakyat telah membayar pajak demi kepentingan pembangunan.  Uang pajak yang berasal dari rakyat tersebut, seharusnya kembali lagi pada rakyat untuk dinikmati rakyat.  Jalan raya beserta trotoar juga termasuk dalam pembangunan, sehingga rakyat memiliki hak untuk menggunakan fasilitas tersebut secara aman dan nyaman.  Rasa aman dan nyaman tersebut yang tidak ditemukan di trotoar Kabupaten Jember, terutama di Jalan Jawa.  Melihat kenyataan tersebut, sungguh sebuah ironi mengingat semboyan Kabupaten Jember adalah terbina, yang merupakan akronim dari tertib, bersih, aman dan nyaman.   
Sudah waktunya pemerintah daerah memikirkan suatu solusi untuk mentertibakan para PKL di Kabupaten Jember.  Memusatkan PKL pada satu wilayah dengan manajemen yang rapi, mungkin bisa diwujudkan asal pihak-pihak terkait dapat bekerja sama dengan baik. Jika demikian, maka pengguna jalan dapat memperoleh haknya kembali dan wajah kota lambat laun akan hilang dari kesan kumuh.
Permasalahan PKL di Indonesia selalu menjadi dilema bagi pemerintah setempat.  PKL tidak bisa digusur begitu saja, karena kenyataanya kehadiran PKL turut menggerakkan perekonomian di daerah tersebut.  Di sisi lain hak-hak pengguna jalan juga harus diperhatikan karena mereka sudah berkontribsi dalam pembangunan.  Estetika kota juga harus diutamakan, karena wajah kota mencerminkan karakter masyarakatnya.          
Musisi kondang Iwan Fals bahkan sampai mengistilahkan pedagang kaki lima dengan istilah “bunga trotoar” dalam satu lagunya.  Seperti bunga yang tumbuh liar, pun PKL juga demikian.  Hanya saja bunga memberikan keindahan bagi siapapun yang memandang, sedangkan PKL tidak bisa menjadi seperti bunga yang sedap dipandang.


Triana Novitasari
Baca selengkapnya
opini

opini

Perilaku Seks Bebas Remaja Dominasi Faktor Penularaan HIV/AIDS di  Jember

Bobroknya tatanan moral dewasa ini memang tidak dapat dielakkan lagi . Hal ini terbukti dengan maraknya tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh masyarakat, terutama generasi muda, generasi yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam memajukan bangsa ini .
Salah satu masalah sosial yang sudah mengglobal saat ini adalah masalah seks bebas yang banyak terjadi pada kalangan remaja. Banyak dari mereka yang masuk ke lembah hitam tanpa mereka sadari. Dampak terburuk dari seks yang dilakukan secara bebas  adalah penularan virus HIV/Aids yang hingga kini AIDS merupakan penyakit mematikan yang belum ada obatnya.
Seks adalah kata yang sangat tidak asing di telinga kita, tetapi anehnya seringkali kita merasa tabu dan agak malu-malu jika menyinggungnya.Di dalam kamus, seks sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang berarti jenis kelamin atau gender, dan seks yang berarti melakukan aktivitas seksual, yaitu hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks gender.
KBRN, Jember: Klinik VCT RSD.Dr.Soebandi Jember mencatat angka penularaan HIV/Aids di Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan jumlah kasus, rata-rata ditemukan sekitar 100 orang pasien baru per bulannya.
Ironisnya, Sebagiaan besar pasien yang datang melakukan pemeriksaan sudah dalam  kondisi Stadium empat. Menurut Konselor Klinik VCT.Rsd.Dr.Soebandi Jember, Dr Yustina Evi, jumlah penderita HIV/Aids di Kabupaten Jember saat ini sudah mencapai hampir 2.000 pasien yang ditemukan merata di seluruh kecamatan.
“Penyebaran virus HIV/Aids sudah merata di 31 kecamataan, terbanyak ada di Kecamataan Puger dengan jumlah kasusnya saat ini sudah sekitar 253 pasien, yang banyak tertular yaitu para penguna jasa PSK, sedangkan di Kecamataan Wuluhan untuk bulan ini juga mengalami peningkataan signifikan dengan pasien tertular paling banyak adalah kalangan remaja,” terang Evy kepada RRI, Minggu (26/10/2014).
Ditambahkan olehnya, jika dilihat dari faktor resiko, untuk penularaan virus HIV/Aids di kabupaten jember lebih dominan dikarenakan faktor prilaku seks bebas, sedangkan untuk penguna jarum suntik lebih banyak didominasi pasien dari luar kabupaten.
“Penularan HIV/Aids karena faktor Hetroseksual ada 1232 kasus, disusul Homoseksual 101 kasus, penguna narkoba jarum suntik terdapat 55 kasus namun pasien itu sebagiaan besar berasal dari luar kota seperti Surabaya,” imbuhnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk menghindari perilaku seks bebas, mengonsumsi narkoba, dan berperilaku seks menyimpang, agar tidak tertular virus HIV/AIDS yang hingga kini belum ditemukan obatnya. (GL/AKS)
Adapun dampak dari free seks bagi kesehatan diantaranya adalah: 
            1.     Dampak Fisik
a.     Untuk perempuan dibawah usia 17 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks.
b.     Beresiko tertular penyakit kelamin dan HIV-AIDS yang bisa menyebabkan kemandulan bahkan kematian.
c.      Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian.
            2.     Dampak Psikologis yang seringkali terlupakan
Ketika melakukan free seks di dalam diri pelaku akan selalu muncul rasa bersalah,marah,sedih,menyesal,malu,kesepian,tidak punya bantuan,binggung,stress,benci pada diri sendiri,benci pada orang yang terlibat,takut tidak jelas,insomnia (sulit tidur),kehilangan percaya diri, gangguan makan,kehilangan konsentrasi,depresi,berduka,tidak bisa memaafkan diri sendiri,takut akan hukuman Tuhan,mimpi buruk, merasa hampa.
          Perilaku seks bebas dapat dicegah melalui keluarga.Keluarga adalah pilihan yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi anak.Sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup remaja dengan cara mengarahkan dan membimbing sikap dan perilaku, mengenal kepribadian dan watak anak,mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membina hubungan yang akrab antara orang tua dan anak.
Seks bebas juga dapat dicegah melalui keinginan diri sendiri.Remaja harus memikirkan lebih lanjut tentang dampak negatif yang akan ditimbulkan.
Pemerintah juga sangat berperan dalam usaha penanggulangan seks bebas dikalangan remaja seperti mengadakan penyuluhan di sekolah-sekolah.Dalam hal ini,pemerintah harus menjadi orang yang terdepan dalam menanggulangi oknum-oknum yang sudah membuat para remaja melakukan seks bebas.Peran pemerintah diantaranya:
-         Memblokir situs-situs pornografi
-         Mengembangkan program pendidikan seks bebas dengan bahan resmi untuk disediakan disekolah.
Mengapa pegetahuan akan seks sangat penting? Mungkin kita baru menyadari betapa pentingnya pendidikan sekskarena banyak kasus pergaulan bebas muncul di kalangan remaja dewasa ini. Kalau kita berbicara tentang pergaulan bebas, hal ini sebenarnya sudah muncul dari dulu, hanya saja sekarang ini terlihat semakin parah. Pergaulan bebas remaja ini bisa juga karena dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi, juga sekaligus dari faktor perekonomian global. Namun,jika kita hanya menyalahkan itu semua juga bukanlah hal yang tepat. Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu memberikan pendidikan seks (sex education) kepada generasi muda agar generasi muda tidak salah dalam melangkah.

Baca selengkapnya
Bukan Primadona Tapi Penting Bagi Kita

Menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi, Public Speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang suatu hal atau topik di hadapan banyak orang. Tujuannya antara lain untuk memengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat tertentu. Public speaking sangat berbeda dengan percakapan biasa karena dalam public speaking kita tidak hanya membicarakan tentang obyek tertentu tanpa memiliki tujuan yang jelas, dalam public speaking selalu ada informasi dan hal penting yang akan disampaikan, memiliki struktur yang baik, memiliki batasan waktu dan pendengar (audience) tidak bisa sembarangan memberikan komentar.
            Saat ini public speaking masih belum menjadi ‘primadona’ dalam masyarakat, banyak masyarakat yang tidak mengindahkan manfaat dari public speaking meskipun beberapa instansi telah memberlakukan public speaking menjadi salah satu syarat dalam penerimaan karyawan contohnya pada bagian public relation (PR). Sebenarnya bukan hanya dalam dunia kerja yang membutuhkan keahlian berbicara di depan umum tetapi juga dalam dunia pendidikan utamanya perguruan tinggi keahlian tersebut sangat diperlukan, mengingat saat ini model pembelajaran di Indonesia telah berubah dari Teacher Centered Learning menjadi Student Centered Learning dimana keaktifan siswa lebih diutamakan sehingga banyak pengajar yang memberikan tugas diskusi, tutor sebaya dan presentasi. Jika berbicara beberapa hal tersebut pasti erat kaitannya dengan berbicara di depan umum.
            Menurut survey yang telah dilakukan oleh The People’s Almanac Book terhadap 3000 warga Amerika tentang apa yang paling ditakuti oleh mereka adalah berbicara di depan publik dengan jumlah 630 jiwa atau sekitar 21% disusul dengan takut akan ketinggian dengan jumlah 510 jiwa yaitu 17% dan diperingkat ketiga adalah ketakutan akan hama dan serangga dengan jumlah 360 jiwa atau 12% selanjutnya masih ada ketakutan akan masalah keuangan, air yang dalam, penyakit, kematian dan takut akan terbang, tetapi persentase dari ketakutan-ketakutan tersebut tidak melebihi ketakutan akan berbicara di depan publik.
            Dalam mengatasi masalah berbicara di depan umum ini banyak dibuka pelatihan public speaking baik oleh instansi untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya berwawasan luas tetapi juga memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan berbagi ilmu kepada masyarakat luas. Universitas Jember juga tak kalah bersemangat dalam membangun generasi yang tak gentar saat berhadapan dengan publik sehingga turut memberikan pelatihan public speaking salah satunya untuk mahasiswa bidik misi 2015 pada 28 dan 29 Novemberr 2015, dalam pelatihan tersebut hadir beberapa pembicara yang merupakan dosen dari fakultas-fakultas yang ada di Universitas Jember. Salah satu yang bisa diingat adalah materi yang diberikan oleh Bapak Wildan Jatmiko dosen Fakultas Pertanian, beliau mengungkapkan bahwa berbicara di depan umum bisa menjadi batu loncatan menuju kehidupan yang lebih baik, baik dalam belajar, keuangan, kehormatan dalam masyarakat maupun dalam karier di masa mendatang. Di perguruan tinggi yang seharusnya sudah memiliki kemampuan dan keberanian dalam public speaking justru masih tetap memiliki rasa takut dan tidak percaya diri ketika harus berbicara di depan umum sehingga suara menjadi bergetar, jari gemetar, suara tidak jelas lalu berkeringat saat akan berbicara.
            Menurut Bapak Wildan, beberapa cara yang perlu dilakukan oleh mahasiswa ataupun seseorang dalam mengatasi rasa takut dan tidak percaya diri dalam public speaking adalah mempersiapkan fisik dengan istirahat yang cukup, olahraga secukupnya, yakinkan diri untuk siap menghadapi kenyataan dan memilih pakaian serta asesoris yang menunjang penampilan. Selain persiapan fisik juga diperlukan persiapan materi dan psikis. Dalam mengatasi kecemasan saat akan berbicara di depan umum maka selalu rajin berlatih, fokus pada apa yang akan disampaikan pada audience, tema dan bahasa yang digunakan disesuaikan dengan pendidikan audience jangan terlalu mengeksplore bahasa terlalu tinggi hingga tidak dimengerti oleh audience. Apabila beberapa solusi tersebut dapat dilakukan dengan baik maka akan muncul kesiapan dalam diri untuk berbicara di depan umum.
            Banyak tokoh yang mendunia karena kemampuan public speaking mereka yang mampu menggerakkan jiwa orang lain untuk bertindak positif, contohnya Bung Tomo dalam pidatonya yang mampu menggerakkan arek-arek Suroboyo pada tanggal 10 November 1945 untuk melawan Inggris yang mengultimatum warga Surabaya dan Ronald Reagan yang merupakan komunikator besar dunia tetapi lebih dikenal sebagai Presiden Amerika ke 40 dalam pidatonya tahun 1987 menuntut Gorbachev (pemimpin Uni Soviet) untuk membuka gerbang Brandenburg yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur, akhirnya pada tahun 1989 tembok Berlin berhasil diruntuhkan, dari berbagai gencatan senjata ternyata yang membantu menggugah jiwa untuk meruntuhkan tembok tersebut hanyalah pidato yang benar-benar mengena bagi pendengarnya.
            Public speaking bukanlah kemampuan yang bisa kita pelajari tanpa adanya latihan yang cukup apabila kita bukanlah orang yang memang memiliki bakat tersebut. Untuk mengembangkan public speaking perlu adanya ‘jam terbang’ yang tinggi dan latihan yang lebih serius. Dalam public speaking kita sebaiknya dapat mengendalikan rasa takut dan menjadikan rasa takut tersebut sebagai pendorong untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi banyak orang. Kurangnya percaya diri jika tidak mampu dihilangkan entah karena kurangnya kemauan atau memang susah maka jadikanlah hal itu sebagai penekan ego dan kesombongan diri.


Elma Ariella Khoriqul Hayumi
Baca selengkapnya
Lemahnya Pendidikan di Indonesia
Di setiap negara baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang, pasti memiliki masalah-masalah yang ada di masyarakatnya saat ini. Seperti di indonesia misalnya, masih banyak masalah-masalah yang belum bisa diatasi oleh Pemerintah, seperti kemiskinan, pengangguran, dan masalah pendidikan. Kurangnya pendidikan merupakan salah satu masalah yang terjadi dalam masyarakat seperti anak-anak yang lebih memilih untuk membantu orang tuanya dalam mencari nafkah, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mereka dalam membiayai sekolah anak mereka.
            Di sisi inilah saya merasa bahwa pendidikan di Indonesia masih kurang baik. Padahal pendidikan ini sendiri memiliki makna sebagai bekal untuk menuju ke hal-hal yang lebih baik setiap orang. Pendidikan itu harus mencakup segala aspek penting dalam diri tiap-tiap individu, terutama aspek kepribadian. Aspek-aspek yang lain yang berpengaruh dalam kehidupan antar lain kecerdasan, keagaaman, akhlak, dan bagaimana cara yang baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Saya mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih kurang karena sebagai contoh kecil saja, tidak semua sekolah memiliki atau memenuhi dalam standar pendidikan. Selain itu, seperti yang saya sebutkan di atas tadi bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang belum merasakan pendidikan yang layak, ada yang putus sekolah, dan bahkan belum pernah mengenyam pendidikan. Bahkan di Indonesia, ijasah pun bisa dibeli. Di Indonesia masih banyak sekolah yang belum dikategorikan layak untuk dipakai sebagai tempat kegiatan belajar-mengajar. Hal itu disebabkan karena bantuan dari pemerintah yang masih sangat kurang.  Pemerintah Indonesia juga kurang memperhatikan sekolah-sekolah yang berada di bagian timur Indonesia atau bagian pelosok-pelosok. Sungguh keadaan ini adalah suatau keadaan yang sangat memprihatinkan. Dimana anak-anak Indonesia yang kurang mampu, namun memiliki semangat belajar yang tinggi. Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh keadaan ekonomi  mereka yang membuat pendidikan mereka terhambat, sehingga proses belajar mereka sering terganggu. Seperti misalnya atap yang bocor saat hujan, atau bangku yang sudah lapuk. Bagaimana pemerintah bisa tidak menyadari keadaan yang sangat memprihatinkan ini, padahal di media sering memberitakan tentang pendidikan di Indonesia.
            Lagi-lagi semua karena uang. Tanpa uang, pemerintah tidak bisa berjalan. Tanpa uang, pemerintah tak akan bisa bergerak. Korupsi juga disinyalir menjadi salah satu penyebab pendidikan kita tidak bisa maju. Korupsi uang dana bantuan sekolah. Tentu saja yang dirugikan adalah pihak/kalangan bawah karena uang yang seharusnya mereka bisa terima untuk biaya pendidikan ternyata malah disalahgunakan menjadi uang korupsi. Apalagi yang menjadi koruptor justru ternyata orang-orang yang berpendidikan tinggi. Hal ini sangat mencoreng moral aspek pendidikan.
            Kita sebagai manusia, pasti mempunyai  tujuan atau cita-cita. Dan dari sekolah lah kita bisa memulai belajar untuk bisa menggapai tujuan/cita-cita kita.kita belajar, mendapatakan ilmu dan mendapatkan ijasah yang bisa kita gunakan untuk ke jenjang/tahap berikutnya.  Namun karena uang, banyak mereka yang merupakan oknum yang tidak bertanggung jawab menyediakan/menjual ijasah. Ijasah jadi bisa dibeli. Ini sangat tidak adil. Bagaimana dengan mereka yang berjuang selama sekolah agar bisa mendapat ijasah, dan bagaimana dengan mereka, kalangan bawah yang tidak memiliki uang untuk membeli? Ini sangat tidak adil.mereka yang membeli ijasah beserta nilainya bisa mendapat kedudukan/jabatan yang tinggi. Sedangkan mereka yang tidak mampu, bagaimana? Masih adakah kesempatan bagi mereka untuk bersaing dengan mereka yang punya ijasah beli? . sekarang di Indonesia yang menjadi modal bukanlah skill atau kemampuan, namun seberapa besar uang sogokan yang bisa diberikan. Mungkin ini telah menjadi rahasia umum dimana mereka yang akan masuk akademi kepolisian, tentara atau yang lain harus membayar berjuta-juta rupiah hanya agar bisa diterima di akademi tersebut. Andai pemerintah bisa lebih tegas lagi, maka tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan lagi.  Selain itu resiko yang dihadapi pemerintah kedepannya dengan adanya hal tersebut akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena kurangnya aspek kegamaan, akhlak, dan kehidupan bermasyarakat.
Kembali ke mereka yang kurang mampu, banyak anak-anak yang tidak bersekolah karena tidak memiliki uang dan waktu. Mereka harus menghabiskan hari-hari mereka dengan bekerja, yang seharusnya menjadi kewajiban orang tua mereka. Mereka kebanyakan mencari uang dengan menjadi pengamen, loper koran, bahkan ada yang menjadi pengemis. Sangat menyedihkan mengetahui mereka masih di bawah umur. Harusnya mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan sekolah, bermain bersama teman sebaya. Bagaimana dengan masa depan mereka kelak? Mereka hanya berharap bisa mengetahui pentingnya pendidikan ini, tidak perlu mewah, tetapi bisa membuat mereka mengerti. Saya yakin banyak sukarelawan yang ingin membantu demi masa depan mereka. Memang Indonesia masih memiliki banyak kekurangan di bidang pendidikan ini. Tapi apakah Indonesia tidak memiliki kelebihan? Tentu saja ada, hanya saja kelebihan ini bukan untuk dipamerkan. Daripada pamer tentang kelebihan lebih baik membahas tentang kekurangan dan mencarikan solusinya, iya kan?


Oleh: Rian Rahma
Baca selengkapnya

Kamis, 26 November 2015

Lara Raka Part II

Lara Raka Part II


            Raka sedang merapikan tali sepatunya di ruang seni sekolah. Ia baru saja berlatih bersama personil band nya untuk persiapan acara Pensi minggu depan.
            “Bro, kita duluan ya. Loe beneran gak jadi ikut kan hang out bareng?” Seru Alga si vokalis band nya.
            Raka mendongakkan kepalanya. “Iya bro, gue masih ada acara keluarga dirumah bentar lagi. Sorry, kalo gue gak bisa ikut sekarang.”
            “Siip, oke dah. Salam sama adek lo yang manis itu. Hehe.” Balas Alga diiringi siulan para personil band D’finalist.
            “Haha. Bisa aja lu bro. Oke dah.”

            Mungkin kau bertanya-tanya
            Arti perhatianku terhadapmu
            Pasti kau menerka-nerka
            Apa yang tersirat dalam benakku

            Suara indah dari Naga, vokalis grup band Lyla membuat Raka meraih ponselnya. Dilihatnya sebuah nomor baru tertera dilayar ponsel. Tanpa membuang waktu ia menekan tombol hijau.
            “Sob.” Sebuah sapaan ringan dari seberang telfon yang ia hafal.
            Raka mengerutkan kening. “Iya, ini siapa?”
            Sunyi sejenak. Tiada jawaban dari seberang. Membuat Raka menjadi penasaran.
            “Halo.” Tukasnya lagi. “Ini Indi tah?” Raka berusaha menebak.
            Pertanyaan itu mengena. Terdengar sahutan dari seberang telfon. “Iya sob, ini aku Indi. Gimana punya kabar?”
            Hilang sudah rasa penasaran Raka. Namun benaknya kembali berputar. Sudah lama Indi tidak menghubunginya. Sang mantan yang kini telah menjadi sahabatnya. Sang mantan yang sebenarnya selalu ia rindukan untuk dapat kembali bersama. Ada apa gerangankah saat ini sehingga Indi menghubunginya lagi. Apakah karena desas-desus yang didengarnya tentang pacar Indi yang ketahuan selingkuh kemarin. Entah Raka tak tahu.
            “Sob, kamu kok diem?” Suara Indi lagi, menyadarkan Raka.
            Raka terbangun dari lamunannya. “Eh, iya. Syukurlah aku baik-baik aja. Kok tumben kamu ngehubungin aku?” Singakat Raka menjawab.
            “Emh, yah, gak ada. Cuma pengen ngehubungin kamu aja. Lagian udah lama aku gak pernah ngomong sama kamu lagi.”
            Raka mengangguk-angguk. “Oh gitu, kirain ada apa.”
            “Iya, oh ya, aku udah baca cerpen kamu di mading sekolah kemarin yang judulnya Lara Raka. Hmz, semua cerpen kamu yang dimuat bagus-bagus Ka.” Ucap Indi membuka topik.
            Lara Raka? Cerpen itu kan....
            Raka teringat akan cerpen yang dibuatnya. “Oalah, enggak kok Indi, cerpen nya aku biasa-biasa aja. Oh iya, kalo boleh bilang. Tentang cerpen yang Lara Raka, itu……. itu kisah tentang kita Indi. Tentang aku, kamu, dan dia. Maafin aku ya kalo sekiranya kamu tersinggung”
            Suasana hening sejenak.  Seperti balok es yang mencair perlahan. Indi tak menyangka bila Raka mengungkakan tentang itu. “Tanpa kamu bilang aku sudah merasakan sob. Waktu aku baca cerpen kamu, aku langsung kaget. Kok kayak yang pernah aku alamin. Hmz. Enggak kok gak pa-pa. Aku gak tersinggung.”
            Raka menghembuskan nafas lega. “Syukurlah kalo kamu gak tersinggung. Aku takutnya kamu marah gara-gara udah bikin cerpen tentang kisah kita.”
            “Tapi, aku pengen tau Ka alasan kamu kenapa kamu buat cerpen itu?”
            Raka terkaget tak menduga bila Indi akan menanyakan alasannya. “Hah, alasan aku buat cerpen itu, ya supaya kamu inget aja sama kisah kita.”
            “Iya ngerti, tapi buat apa kamu harus ngingetin aku? Bukannya itu udah lama banget?” Tanya Indi lagi.
            Pertanyaan Indi lagi-lagi membuat fikiran Raka berkecamuk. Detak jantungnya meningkat tajam.  Raka terdiam, ia berusaha menjawab meski banyak sekali beban fikiran yang terkumpul di benaknya. “Jujur, Alasan aku itu cuma pengen ngingetin kamu lagi tentang kisah kita. And itu karena aku masih selalu berharap sama kamu lagi Indi. Meskipun aku sangat-sangat tau kalo kamu udah sama dia.”
            Saat itu pula Indi mendesah. Kini giliran Indi yang tak menyangka bila Raka masih selalu menyimpan rapi perasaannya selama ini. Tiba-tiba ia bertanya lirih. “Apa yang kamu lihat dari aku Ka? And apa yang kamu pengenin dari aku?”
            Raka mengepalkan tangannya. Mengumpulkan segenap kekuatannya untuk mengungkap segala hal tentang Indi yang menyiksa. “Aku gak tau Indi, bagi aku kamu sempurna. Kalo kamu mau tau apa yang aku pengen dari kamu. Aku cuma pengen mencintai dan dicintai kamu. Sampai kita lupa, sampai kita lupa buat berpisah Indi. Gak seperti dulu saat kamu pergi dari aku!”
            Indi menggelengkan kepala. “Aku udah sama dia Raka. Aku tau kalo perasaan kamu besar banget buat aku. Tapi sampai kapan kamu mau nungguin aku? Apa kamu gak capek? Apa kamu kuat?” Cecar Indi lagi.
            “Huft.” Raka menghela nafas. “Aku terlalu tulus menyayangi kamu Indi. And itu yang bikin perasaan aku gak pernah mati buat kamu, meskipun kamu udah pergi dari aku. Selama ini aku cuma terbiasa. Aku cuma terbiasa hidup tanpa kamu disisi!”
            Detik membeku kembali, seperti melebarkan jarak waktu dalam ilusi, selepas Raka mengungkapkan semua beban dalam hatinya. Indi pun tak mampu berkata apa-apa lagi. Hati kecilnya berkata bila apa yang dikatakan Raka jujur apa adanya.
            Maafin aku Ka.... maaf kalo aku gak bisa lagi ngebales perasaan kamu saat ini...
            Indi berusaha mengelak. “Hmz, Ya udah, kita bahas lagi nanti. Aku udahin dulu telfonnya.”
            Klik. Tombol merah dipencet sudah. Tanpa bisa Raka cegah. Kini, ditempat yang berbeda mereka sama-sama menghela nafas panjang memikirkan sesuatu terpendam yang baru saja terungkap.

Description: Description: Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Bullets\BD14581_.gif

            23 Mei, 2015.
            Sabtu malam minggu itu acara Pensi digelar. Indi datang bersama kekasihnya, Ayas. Mereka tiba saat D’finalist band baru saja selesai menyanyikan lagu pertama dari Hoobastank, The Reason. Ayas pun mengajak Indi untuk menari bersama di depan pentas.
            Saat di depan pentas, Indi melihat Raka yang tengah mendekati Alga sang vokalis. Entah apa yang Raka bisikkan, sehingga membuat Alga mengangguk dan kemudian mundur kebelakang menggantikan posisi Raka sebagai gitaris.
            Raka membenarkan posisi mikrofonnya. Kemudian ia berseru. “Malam ini saya ingin mendedikasikan sebuah lagu untuk seseorang yang sangat penting dalam kehidupan saya. Sehingga ia mampu membuat saya menahan rasa malu untuk bisa berdiri disini. Jadi saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebenar-benarnya.”
            Tepuk tangan dan seru-seruan dari para penonton menyambut sambutan Raka. “Mulai, nyanyi, nyanyi nyanyi!”
            Raka memejamkan mata. Menghembuskan nafas dalam-dalam kemudian memulai lagunya.

            Aku sudah berlari,,
Mengejar yang tak pasti,,
Mengejar kamu, hanya dirimu,, 
  
Lagu dari Nidji, Biarlah yang diiringi oleh musik yang sedikit menghentak membuat para penonton tak menyadari bila itu adalah sebuah lagu sedih.  Saat itu Ayas mengajak Indi untuk menari. Namun Indi tidak bergeming. Ia hanya menatap Raka yang sedang bernyanyi sehingga Ayas pun membiarkannya.

Kulantunkan hidupku,,
Kubisikkan cintaku,,
Hanya untukmu, hanya untukmu,,

Tiba-tiba Indi bergerak kedepan mencoba menyeruak kerumunan penonton. Entah kekuatan apa yang merasuki Indi saat itu. Dan saat itu pula Raka menatap Indi yang telah sampai di depan pentas. Indi mendongakkan kepala mencari sosok Raka. Membuat mereka berdua saling bertatapan.

Tapi engkau terus pergi,,
Tapi engkau terus berlari..
Jadi biarkanlah aku disini...
Biarlah kurela melepasmu, meninggalkan aku,,
Berikanlah aku kekuatan, untuk lupakanmu...

Raka masih terus menatap Indi sembari bernyanyi tanpa merasa jengah.
“Aku nyanyiin lagu ini buat kamu Indi. Biar kamu tau kalo jalan ini yang aku pilih setelah aku berfikir sejenak. And aku gak pengen ngeganggu hubungan kalian. Makasih udah hadir saat ini. Saat dimana aku bisa menyiratkan kata hati aku ini buat kamu....”
Disaat itu juga. Seperti mendengar kata hati Raka. Indi bergumam.
Kalo emang ini keputusan kamu Ka. Makasih banget. Makasih udah mencintai aku selama ini. Tapi yang paling harus kamu tau. Kalo aku gak pernah sedikitpun pengen ngebuat kamu terluka gara-gara aku.”

Kau jauh dariku,,
Kau tetap menjauh dari aku......

The End

By: Ilham Diazz Randiall
Baca selengkapnya


Dampak Musik Luar Terhadap Para Remaja Indonesia
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa diseluruh dunia.
Di era globalisasi kini semua berkembang pesat, tidak hanya dari sisi tekhnologinya tetapi juga dari sisi kehidupan masyarakatnya dan lain lain. Masuknya musik luar negeri di Indonesia adalah salah satu dari dampak globalisasi tersebut. Perkembangan zaman yang modern dapat mengubah segalanya terutama sekarang yang melanda para remaja Indonesia adalah pola pikir mereka. Dilihat dari pola pikir dan sudut pandang para remaja Indonesia mengenai musik adalah mereka lebih menyukai musik barat atau korea dari pada musik negara mereka sendiri. Hal ini dapat menimbulkan pengaruh positif ataupun negatif. Pengaruh positif yang dapat diambil oleh para remaja Indonesia adalah pertama, mereka tidak hanya mengetahui jenis musik yang ada di Indoneisa melainkan juga musik yang ada diluar negeri atau musik internasional. Kedua, melalui musik internasional mereka juga dapat mengenal bagaimana kultur dan budaya di negara lain. Ketiga, bagi para penikmat musik internasional mampu membuat mereka lebih nyaman atau mengetahui apa pesan yang disampaikan oleh pelantun musik tersebut.
Selain memiliki dampak positif penikmat musik luar negeri juga memiliki dampak negatif, diantaranya pertama, mereka lebih tertarik mengenal budaya negara lain dibandingkan budaya negara sendiri. Dapat dilihat pada remaja indonesia sekarang yang cenderung lebih menyukai musik korea dan ingin lebih tau mengenai budaya dan bagimana negara korea tersebut. Bahkan tak segan-segan remaja indonesia lebih menyukai bahasa korea dari pada bahasa negara mereka sendiri. Kedua, akan timbul rasa kecintaan yang berlebihan terhadap negara lain dari pada negara sendiri. Ketiga, mereka (khususnya para pelajar dan mahasiswa) lebih banyak menggunakan waktunya untuk menikmati musik atau bahkan drama-drama yang sedang buming dibandingkan dengan belajar. Seperti contohnya zaman sekarang yang super canggih, pelajar atau mahasiswa dapat mendownload musik serta filmnya berjam-jam sampai mereka lupa waktu akan prioritas utama mereka yaitu belajar.
Dilihat dari dampak positif dan negatif dari masuknya musik luar negeri ke Indonesia, seharusnya para remaja indonesia lebih selektif dalam menerima berbagai hal terutama mengenai musik. Karena memang tidak dapat dihindari bahwa musik semakin berkembang dan para remaja tidak dapat menghindar dari perkembangan musik pada zaman sekarang. Selain itu orang tua juga harus dapat membimbing anak mereka agar dapat memilih mana yang baik dan buruk bagi kehidupannya.

oleh ; Siti Herliana P
Baca selengkapnya